Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahunan Provinsi Papua Barat Daya pada Februari 2024 mencapai 1,81 persen (yoy) dengan indeks harga konsumen 103,44.

Kepala BPS Papua Barat Merry di Manokwari, Sabtu, mengatakan inflasi tersebut merupakan gabungan dari tiga kota indeks harga konsumen yaitu Kota Sorong, Kabupaten Sorong, dan Kabupaten Sorong Selatan.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sorong Selatan sebesar 3,15 persen (yoy) disusul Kabupaten Sorong 2,15 persen (yoy), dan Kota Sorong 1,57 persen (yoy).

"Inflasi gabungan Papua Barat Daya periode Februari 2024 sebesar 1,81 persen (yoy)," ucap Merry.

Dia menjelaskan inflasi tahunan dipengaruhi kenaikan indeks harga sebagian besar kelompok pengeluaran, dan terdapat tiga kelompok yamg memberikan andil terbesar terhadap kondisi inflasi pada Februari 2024.

Ketiga kelompok pengeluaran yang dimaksud yaitu transportasi 4,67 persen (yoy) dengan andil inflasi 0,44 persen, kelompok restoran 3,10 persen (yoy) dengan andil inflasi 0,19 persen, dan kelompok makan minum 2,59 persen (yoy) dengan andil 1,02 persen.

"Ada lima komoditas penyumbang utama inflasi Papua Barat Daya yakni tarif angkutan udara, beras, ikan teri, ikan tuna, dan sigaret kretek," kata Merry.

Secara bulanan, ucap Merry, Papua Barat Daya justru mengalami deflasi gabungan 0,11 persen (mtm) pada Februari 2024 jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Deflasi dipengaruhi penurunan indeks harga dari sebagian besar komponen pengeluaran seperti  kelompok makan minum, transportasi, perlengkapan, restoran, dan lainnya.

"Kota Sorong deflasi 0,15 persen dan Kabupaten Sorong deflasi 0,06 persen. Kecuali Kabupaten Sorong Selatan yang inflasi 0,26 persen," ucap dia.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024