Badan Percepatan Pembangunan, Riset, dan Inovasi (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendokumentasikan hasil riset terhadap enam masalah pokok yang nantinya menjadi acuan untuk menyusun program pembangunan ke depan.

Kepala Bapperida Papua Barat Daya, Rahman di Sorong, Sabtu menjelaskan ke enam topik utama yang menjadi objek penelitian dalam riset kolaborasi itu terdiri dari kemiskinan ekstrem, bantuan sosial bagi lansia, stunting, modal usaha UMKM, literasi dan pendidikan tinggi.

Rahman menyebutkan, dari enam topik objek riset itu, kemiskinan ekstrem masih menjadi persoalan dasar dan momok bagi pembangunan di Provinsi Papua Barat Daya.

"Jika dilihat dari data makro masalah kemiskinan ekstrem masih menjadi momok, dari isu strategis kita juga seperti itu. Angka kemiskinan ekstrem masih di atas 30 persen kemudian Kota Sorong sekitar 17 persen," jelas Rahman.

Sistem pendekatan penyelesaian persoalan kemiskinan ekstrem ini, harus berdasarkan pada data dan data konkretnya telah dilakukan riset oleh tim riset kolaborasi.

"Karena visi besar kita ada tiga hal  yakni bagaimana Papua itu sehat, cerdas dan produktif," beber Rahman.

Mewujudkan tiga visi besar itu maka diperlukan perhatian utama pada sisi produktif. Sebab, jika berbicara tentang sehat dan cerdas namun tidak memiliki penghasilan maka sulit untuk mencapai tiga visi itu, ujarnya.

"Hasil riset itu akan menjadi acuan penyusunan program pembangunan ke depan. Minimal apa yang telah dihasilkan ini akan kita intervensi lewat penganggaran," ujar Rahman.

Ia mengatakan hasil riset ini juga akan disebarkan ke setiap dinas yang bersangkutan dengan enam isu yang telah didokumentasikan sehingga dalam penyusunan program kerja selalu berlandas pada hasil riset itu.

Sementara itu, Ketua Tim Riset Kolaborasi dari BRIN Prof. Muhammad Mulyadi sangat berharap kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya supaya hasil riset ini benar-benar ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakan strategis yang tentunya mengarah kepada kesejahteraan masyarakat.

Menurut dia, melalui riset ini, seluruh data yang diperoleh terkonfirmasi secara absah, karena melalui sumber dan teknik pengumpulan data.

"Sehingga kami berharap dengan hasil riset ini harus diperhatikan di dalam seluruh kebijakan strategis oleh pemerintah setempat," ujarnya.

Ia lebih lanjut mengatakan seluruh persoalan itu berakar pada kemiskinan ekstrem, sehingga seluruh sendi kehidupan masyarakat akan ikut terpengaruh baik dari sisi literasi, stunting dan lain sebagainya.

"Semua tema yang telah kita riset itu penting, tapi akar masalahnya ada di kemiskinan ekstrem," katanya.

Solusi konkretnya adalah harus ada intervensi konkret dari pemerintah, kemudian adanya partisipasi aktif dari masyarakat.

"Jadi upayanya adalah harus ada peran kolaborasi dari segala elemen baik pemerintah, masyarakat, LMS, perguruan tinggi, para pebisnis dan elemen penting lainnya," katanya.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023