Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus memperkuat Sumber Saya Manusia (SDM) dengan berbagai terobosan guna mendukung pengembangan nilai ekonomi karbon di wilayah itu.

"Dari nama nilai ekonomi karbon, dapat dimengerti bahwa karbon itu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Bagaimana kita mengerti itu maka kita lakukan Focus Group Discussion (FGD), karena belum semua masyarakat dan pemerintah paham benar soal pemanfaatan ekonomi karbon," kata Penjabat Sekda Provinsi Papua Barat Daya, Edison Siagian di Sorong, Kamis.

Menurut Ediso, wilayah Papua Barat Daya merupakan wilayah yang memiliki potensi besar untuk kegiatan transaksi ekonomi karbon.

"Sebab itulah kita harus mengerti supaya kita jangan dibohongin lah, kira-kira begitu kata kasarnya," ujar Edison.

Edison menyampaikan, dibutuhkan sebuah pemahaman yang baik dan benar terkait ekonomi karbon sehingga manfaat yang diperoleh pun seimbang dengan potensi yang ada di Papua Barat Daya.

"Karena upaya pemanfaatan nilai ekonomi karbon akan mengarah kepada kesejahteraan masyarakat. Itulah yang mendasari sehingga sebelum mengarah ke sana kita perlu perkuat pemahaman dulu," kata Edison.

Dia mengakui bahwa sudah banyak investor yang telah melirik potensi ekonomi karbon yang ada di Papua Barat Daya, tapi pemerintah dan masyarakat belum siap membuka diri.

"Oleh sebab itu kita belajar dululah supaya jangan terlambat," ujar Edison.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Provinsi Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu mengatakan potensi karbon di Papua Barat Daya cukup besar dan semua investor karbon tengah melirik potensi pada jasa-jasa lingkungan di bidang kehutanan untuk berinvestasi di daerah ini.

Banyak regulasi pun telah dibuat yang di dalamnya menerangkan soal pemanfaatan karbon pada kawasan hutan konservasi, kawasan produksi, hutan lindung.

"Artinya bahwa peluang bisnis karbon itu ada tetapi juga kita harus mengerti tentang mekanismenya baik dari pemerintah maupun masyarakat harus paham tentang cara mainnya," ujar Julian.

Menurut Julian, ketika masyarakat dan pemerintah sudah paham peluang, manfaat dan cara dari nilai ekonomi karbon, maka keuntungan yang diperoleh pun bisa optimal.

"Kawasan hutan di Papua Barat Daya sebesar empat sampai lima juta hektar, potensi nilai ekonomi karbonnya cukup besar, kita harus siapkan diri untuk melihat peluang itu," kata Kelly.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023