Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memberikan apresiasi terhadap Universitas Papua terkait inisiasi pembentukan Sustainable Development Goals (SDGs) Center atau pusat tujuan pembangunan berkelanjutan.

"Pekan lalu, kami menerima tim dari Unipa yang datang berkonsultasi soal pembentukan SDGs Center," kata Asisten Manajer Pilar Pembangunan Lingkungan Sekretariat Nasional SDGs Bappenas Alimatul Rahim di Manokwari, Senin.

Menurut dia keberadaan SDGs Center Unipa memperkuat rencana kerja pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten di Papua Barat, untuk menetapkan target pencapaian SDGs tahun 2023-2026.

SDGs Center merupakan wujud nyata komitmen dari perguruan tinggi untuk mendukung pemerintah daerah merealisasikan 17 poin SDGs yaitu tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi kesenjangan.

Kemudian, kota dan permukiman berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem lautan, ekosistem daratan, perdamaian keadilan dan kelambagaan yang tangguh, dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

"SDGs Center jadi pusat pengetahuan pembangunan berkelanjutan, jadi pemerintah daerah bisa berkonsultasi dengan akademisi," ujar dia.

Alimatul Rahim menerangkan bahwa pembentukan SDGs Center Unipa akan menambah jumlah SDGs Center yang tersebar pada sejumlah provinsi di Indonesia.

Ada dua perguruan tinggi dari Tanah Papua yang mengusulkan pembentukan SDGs Center yaitu Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura dan Unipa Manokwari.

"Kalau SDGs Center Unipa jadi dibentuk, maka sudah ada 41 SDGs Center seluruh Indonesia," kata dia.

Bappenas, kata dia, mengapresiasi dukungan pembentukan SDGs Center Unipa yang diberikan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) USAID Kolaborasi.

Bappenas nantinya akan memberikan pendampingan kepada Unipa agar seluruh syarat terkait pembentukan SDGs Center terpenuhi.

"Bappenas akan memberikan pendampingan kepada Unipa sampai SDGs Center itu berdiri," tutur dia.

Wakil Rektor I Unipa Sepus M Fatem menjelaskan, partisipasi Unipa sebagai perguruan tinggi negeri ada dua hal yakni konstruksi kurikulum dan riset center atau satuan tugas pembangunan berkelanjutan.

Unipa telah menyusun mata kuliah pengantar pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari pengarusutamaan (mainstreaming).

"Satgas berperan menghubungkan simpul-simpul pembangunan berkelanjutan dalam kampus maupun luar kampus," kata Sepus Fatem.

Simpul pembangunan berkelanjutan yang dimaksud, kata dia, mencakupi civitas akademika, masyarakat, dan pelaku bisnis di wilayah itu.

Hal ini berkaitan dengan jangkauan perspektif pembangunan berkelanjutan yang luas seperti perspektif kultural, sosial ekonomi, ekologi, dan politik.

Menurut dia jurusan seperti pertanian dan kehutanan telah berbasis konservasi sumber daya alam yang sangat mendukung penerapan SDGs hingga masa mendatang.

Konsentrasi tersebut sangat relevansi dengan kondisi geografis Papua yang 80 persen masyarakatnya berhubungan erat pada alam.

"Sehingga tidak salah kalau SDGs Center kita bangun," jelas Sepus Fatem.

Ia menilai dorongan dari USAID Kolaborasi agar Unipa menjadi Center SDGs merupakan langkah positif dalam mengawal pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan di daerah.

Melalui konstruksi kurikulum, Unipa sudah menyiapkan sumber daya manusia yakni mahasiswa yang memahami rancangan terkait pembangunan berkelanjutan melalui program magang terintegrasi.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bappenas mengapresiasi Unipa bentuk SDGs Center di Papua Barat

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023