Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Paulus Klawuyuk Kota Sorong, Papua Barat Daya melakukan kerja sama dengan PT Tani Murni Indonesia (PT TMI) mengadakan kegiatan famer field day di halaman Jemaat GKI Paulus Klawuyuk, Sabtu.
 
Farm field day atau hari temu lapang merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti, dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi.
 
Kegiatan farmer field day ini dihadiri Penjabat Walikota Sorong Septinus Lobat, Ketua Klasis GKI Sorong Pdt Jean Haurisa Fonataba, pimpinan PT TMI Yudi dan pimpinan Prisma Nazir serta dihadiri 150 anggota jemaat se-Sorong Raya.
 
Pj Walikota mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat guna mendukung swasembada pangan.
 
"Ini sebuah inovasi dan terobosan baru yang dilakukan Jemaat GKI Paulus Klawuyuk. Karena itu saya berharap agar jemaat maupun warga kota Sorong dapat menirunya," imbau Septinus Lobat.
 
PT Tani Murni Indonesia adalah perusahaan benih sayur asal Jawa Barat menjadi pilihan Jemaat GKI Paulus untuk menyelenggarakan Farmers Field Day di kelurahan Klawayuk Kota Sorong.
 
Kegiatan ini sebagai upaya membuka akses petani khususnya masyarakat orang asli Papua (OAP) terhadap benih komersil berkualitas dan praktek bertani yang baik.
 
Pertanian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan sehari hari masyarakat OAP. Namun produktifitas sayuran masih belum optimal yang disebabkan oleh minim penggunaan benih berkualitas dan pengetahuan akan budidaya yang efektif.
 
PT TMI bekerja sama dengan program kemitraan pemerintah Australia-Indonesia yakni Prisma untuk mendukung pengembangan pasar sayuran yang lebih inklusif terutama bagi masyarakat asli di tanah Papua.
 
"Hasil studi yang dilakukan oleh prisma pada tahun 2019 mengungkapkan adanya kesenjangan ketersediaan sayuran secara lokal. Lebih dari 50 persen kebutuhan sayuran diambil dari luar wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya," jelas Yudi.
 
Kolaborasi antara TMI, Prisma dan GKI Paulus bertujuan agar lebih banyak petani OAP yang mengetahui manfaat penggunaan benih berkualitas beserta cara tanam yang tepat. Dengan demikian petani berpotensi mendapatkan hasil produksi sayur dan penghasilan yang lebih.
 
Pada kegiatan tersebut, TMI memperlihatkan lahan percontohan dan potensi hasil berbagai komoditas sayur yang banyak diminati seperti tomat, cabe keriting, mentimun, dan terong.

Sekretaris Urusan Aset Ekonomi dan Pembangunan Jemaat GKI Paulus Klawuyuk Wahyu Agung Atmaja berharap kegiatan tersebut dapat mendukung kegiatan ekonomi petani kecil yang tergabung dalam anggota Jemaat gereja dan meningkatkan ketersediaan sayur secara lokal.
 
"Sebagai bagian dari komunitas lokal yang memiliki kepedulian tinggi, GKI memiliki program pengembangan ekonomi bagi anggota. Karena itu kami mengundang jemaat gereja GKI sekitar agar dapat secara langsung belajar dan menerapkan model kolaborasi ini di lokasi masing-masing," ujar Agung.

"Setelah melihat hasil potensi produktifitas yang tinggi , saya merasa lebih percaya diri dan akan mencoba menanam benih milik TMI," ucap salah satu jemaat yang merupakan petani tomat.
 

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023