Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw meresmikan jembatan bailey atau sementara darurat di Kampung Demaisi, Distrik Minyambouw yang menghubungkan Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) dengan Manokwari, pada Jumat.
Gubernur mengatakan pembangunan jembatan darurat menggunakan rangka baja merupakan respons cepat pemerintah provinsi, karena akses jalan penghubung dua kabupaten sempat terputus akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu.
"Ini langkah cepat yang diambil pemerintah provinsi dengan Kabupaten Pegaf supaya aktivitas masyarakat berjalan lancar," kata Waterpauw.
Selain menjadi penghubung dua kabupaten, kata dia, jembatan tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak khususnya Distrik Minyambouw dan Anggi.
Proyek jembatan itu dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Papua Barat dengan alokasi anggaran lebih kurang Rp1,5 miliar yang bersumber dari APBD Papua Barat 2023.
"Masih ada beberapa titik lagi yang perlu dibangun jembatan model bailey, dan itu merupakan penghubung antardistrik maupun kampung," ujar Waterpauw.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur jembatan memerlukan sinergi kolaborasi pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat sehingga pelaksanaannya berjalan maksimal.
Pemerintah daerah terus mengindentifikasi kebutuhan pembangunan infrastruktur yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Papua Barat.
"Semua pembangunan tentu disesuaikan dengan kekuatan anggaran yang dimiliki pemerintah provinsi," kata Waterpauw.
Kepala Dinas PUPR Papua Barat Yohanis Momot menjelaskan proyek pemasangan jembatan bailey dengan ukuran 30 meter diselesaikan dalam kurun waktu hampir tiga bulan.
Jembatan darurat dengan rangka baja digunakan sembari menunggu kelanjutan pekerjaan jembatan permanen di Kampung Demaisi, dan jembatan bailey mampu bertahan hingga sepuluh tahun.
"Walaupun sifatnya sementara tapi jembatannya kuat, makanya perlu dibuatkan konstruksi abutmen (bangunan bawah jembatan) yang juga harus kuat," ucap Momot.
Menurut dia percepatan pemasangan konstruksi jembatan bailey juga mendukung kelancaran seluruh tahapan menjelang Pemilu Serentak 2024 di Kabupaten Pegunungan Arfak.
Oleh sebab itu, PUPR Papua Barat akan melanjutkan pemasangan jembatan bailey di beberapa titik yang disesuaikan dengan hasil identifikasi tim lapangan.
"Kami masih punya persediaan jembatan bailey untuk dipasang ke lokasi yang sangat membutuhkan, supaya pemilu berjalan tanpa hambatan," kata Yohanis Momot.
Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor mengapresiasi respons cepat pemerintah provinsi untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur jembatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pegunungan Arfak.
Setelah penyelesaian jembatan darurat di Kampung Demaisi, pemerintah provinsi diharapkan melanjutkan pembangunan jembatan darurat di sejumlah lokasi yang sangat krusial.
"Masyarakat pada prinsipnya mendukung semua program infrastruktur baik jalan maupun jembatan. Masih ada lagi yang perlu juga dibangun jembatan," kata Orgenes Wonggor.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur Papua Barat resmikan jembatan penghubung Pegaf-Manokwari
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Gubernur mengatakan pembangunan jembatan darurat menggunakan rangka baja merupakan respons cepat pemerintah provinsi, karena akses jalan penghubung dua kabupaten sempat terputus akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu.
"Ini langkah cepat yang diambil pemerintah provinsi dengan Kabupaten Pegaf supaya aktivitas masyarakat berjalan lancar," kata Waterpauw.
Selain menjadi penghubung dua kabupaten, kata dia, jembatan tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak khususnya Distrik Minyambouw dan Anggi.
Proyek jembatan itu dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Papua Barat dengan alokasi anggaran lebih kurang Rp1,5 miliar yang bersumber dari APBD Papua Barat 2023.
"Masih ada beberapa titik lagi yang perlu dibangun jembatan model bailey, dan itu merupakan penghubung antardistrik maupun kampung," ujar Waterpauw.
Menurut dia, pembangunan infrastruktur jembatan memerlukan sinergi kolaborasi pemerintah provinsi, kabupaten dan masyarakat sehingga pelaksanaannya berjalan maksimal.
Pemerintah daerah terus mengindentifikasi kebutuhan pembangunan infrastruktur yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh Papua Barat.
"Semua pembangunan tentu disesuaikan dengan kekuatan anggaran yang dimiliki pemerintah provinsi," kata Waterpauw.
Kepala Dinas PUPR Papua Barat Yohanis Momot menjelaskan proyek pemasangan jembatan bailey dengan ukuran 30 meter diselesaikan dalam kurun waktu hampir tiga bulan.
Jembatan darurat dengan rangka baja digunakan sembari menunggu kelanjutan pekerjaan jembatan permanen di Kampung Demaisi, dan jembatan bailey mampu bertahan hingga sepuluh tahun.
"Walaupun sifatnya sementara tapi jembatannya kuat, makanya perlu dibuatkan konstruksi abutmen (bangunan bawah jembatan) yang juga harus kuat," ucap Momot.
Menurut dia percepatan pemasangan konstruksi jembatan bailey juga mendukung kelancaran seluruh tahapan menjelang Pemilu Serentak 2024 di Kabupaten Pegunungan Arfak.
Oleh sebab itu, PUPR Papua Barat akan melanjutkan pemasangan jembatan bailey di beberapa titik yang disesuaikan dengan hasil identifikasi tim lapangan.
"Kami masih punya persediaan jembatan bailey untuk dipasang ke lokasi yang sangat membutuhkan, supaya pemilu berjalan tanpa hambatan," kata Yohanis Momot.
Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor mengapresiasi respons cepat pemerintah provinsi untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur jembatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pegunungan Arfak.
Setelah penyelesaian jembatan darurat di Kampung Demaisi, pemerintah provinsi diharapkan melanjutkan pembangunan jembatan darurat di sejumlah lokasi yang sangat krusial.
"Masyarakat pada prinsipnya mendukung semua program infrastruktur baik jalan maupun jembatan. Masih ada lagi yang perlu juga dibangun jembatan," kata Orgenes Wonggor.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur Papua Barat resmikan jembatan penghubung Pegaf-Manokwari
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023