Petani padi di wilayah Distrik Masni Kabupaten Manokwari, Papua Barat, belum menikmati pengairan dari bendungan Wariori yang dibangun pemerintah pusat beberapa tahun lalu.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Manokwari, Kukuh Saptoyudho di Manokwari, Senin, mengatakan, lahan sawah di wilayah Manokwari paling luas berada di Masni. Pembangun bendungan Wariori sama sekalo belum bisa memberi manfaat kepada pertanian padi daerah tersebut.

"Jaringan irigasi dari sungai Wariori selama ini tidak pernah mengalir. Petani kita belum pernah merasakan pasokan air dari bendungan tersebut," kata Kukuh.

Ia menyebutkan, lahan sawah padi di wilayah Masni lebih dari 1.500 hektare. Paling luas dibanding daerah lain di Manokwari yang menjadi penghasil padi.

"Bendungan itu dibangun untuk apa, kurang tahu saya. Jaringan irigasinya tidak pernah ada air, inteknya selalu kering," kata dia lagi.

Untuk mempertahankan agar petani bisa terus menanam, Pemkab Manokwari memanfaatkan kali-kali kecil untuk mengairi sawah. Meskipun bisa mencukupi kebutuhan air namun air kali dinilai tidak maksimal bagi kesuburan tanaman.

"Inikan air genangan sama saja dengan air hujan, kurang bagus untuk kesuburan tanah dan tanaman.Beda dengan air sungai Wariori, itu air gunung tentu punya kandungan mineral yang naik untuk tanaman," sebutnya.

Manokwari merupakan daerah penghasil padi di Provinsi Papua Barat. Lahan pertanian padi membentang di kawasan transmigrasi, meliputi Distrik Prafi, Masni dan Distrik Sidey. 

Selain membangun bendung, di tiga distrik ini, pemerintah pusat sejak tiga tahun terakhir juga melaksanakan program cetak sawah untuk mendukung peningkatan produksi beras.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019