Seorang sandera wanita, satu dari empat orang yang ditawan kelompok bersenjata di wilayah terpencil Papua Nugini telah dibebaskan, sementara negosiasi terus berjalan untuk mendapatkan resolusi damai atas situasi itu.
“Pembebasan salah seorang wanita tawanan Papua Nugini, merupakan hasil positif, dan negosiasi terus berjalan bagi keselamatan pembebasan dua wanita lainnya asal Papua Nugini dan seorang pria warga negara Selandia Baru,” kata Komisaris Polisi Papua Nugini David Manning dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Manning menambahkan bahwa ketiga tawanan yang masih ditahan berada dalam kondisi sehat namun ditahan di medan yang sulit dan komunikasi cukup menantang.
Polisi mengatakan pada Senin bahwa pasukan keamanan khusus diterbangkan ke wilayah itu dan akan menggunakan kekuatan yang mematikan terhadap para penjahat tersebut jika diperlukan untuk mengamankan para tawanan.
Pernyataan polisi terbaru menekankan negosiasi akan dilakukan secara hati-hati menghindari meningkatnya ketegangan.
Komisaris polisi memperingatkan para penculik bahwa tindakan yang menyakiti para tawanan akan membuat perubahan dalam respon keamanan.
Sekelompok peneliti arkeologi, yaitu seorang profesor yang bekerja di universitas Australia, dua mahasiswa universitas lokal dan seorang koordinator program ditawan kawanan pria bersenjata yang menuntut uang tebusan pada Minggu.
Kelompok tersebut sedang melakukan karyawisata di desa terpencil Fogoma’iu di wilayah Gunung Bosavi, dekat perbatasan provinsi Pegunungan Selatan dan Hela.
Profesor itu adalah penduduk Australia dengan kewarganegaraan Selandia Baru, dan tidak diidentifikasi secara publik karena situasi yang sensitif.
Harian PNG Post Courier melaporkan bahwa belasan pria yang menawan para sandera telah dapat diidentifikasi polisi.
Televisi ABC mengatakan melaporkan seorang pria asing yang berada di sekitarnya dikawal keluar untuk keselamatannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seorang sandera wanita yang ditawan di Papua Nugini dibebaskan
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
“Pembebasan salah seorang wanita tawanan Papua Nugini, merupakan hasil positif, dan negosiasi terus berjalan bagi keselamatan pembebasan dua wanita lainnya asal Papua Nugini dan seorang pria warga negara Selandia Baru,” kata Komisaris Polisi Papua Nugini David Manning dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Manning menambahkan bahwa ketiga tawanan yang masih ditahan berada dalam kondisi sehat namun ditahan di medan yang sulit dan komunikasi cukup menantang.
Polisi mengatakan pada Senin bahwa pasukan keamanan khusus diterbangkan ke wilayah itu dan akan menggunakan kekuatan yang mematikan terhadap para penjahat tersebut jika diperlukan untuk mengamankan para tawanan.
Pernyataan polisi terbaru menekankan negosiasi akan dilakukan secara hati-hati menghindari meningkatnya ketegangan.
Komisaris polisi memperingatkan para penculik bahwa tindakan yang menyakiti para tawanan akan membuat perubahan dalam respon keamanan.
Sekelompok peneliti arkeologi, yaitu seorang profesor yang bekerja di universitas Australia, dua mahasiswa universitas lokal dan seorang koordinator program ditawan kawanan pria bersenjata yang menuntut uang tebusan pada Minggu.
Kelompok tersebut sedang melakukan karyawisata di desa terpencil Fogoma’iu di wilayah Gunung Bosavi, dekat perbatasan provinsi Pegunungan Selatan dan Hela.
Profesor itu adalah penduduk Australia dengan kewarganegaraan Selandia Baru, dan tidak diidentifikasi secara publik karena situasi yang sensitif.
Harian PNG Post Courier melaporkan bahwa belasan pria yang menawan para sandera telah dapat diidentifikasi polisi.
Televisi ABC mengatakan melaporkan seorang pria asing yang berada di sekitarnya dikawal keluar untuk keselamatannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seorang sandera wanita yang ditawan di Papua Nugini dibebaskan
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023