Pemerintah Provinsi Papua Barat mewajibkan para pegawai setempat baik ASN maupun honorer untuk menggunakan tas Noken dan pakaian (baju) Batik Papua di lingkungan kerja masing-masing. 

Asisten II Bidang Ekonomi Setda Papua Barat Melkias Werinussa di Manokwari, Jumat, mengatakan penggunaan Noken dan Batik Papua harus tumbuh dari kesadaran masing-masing.

"Untuk pegawai dijadwalkan setiap hari Kamis, namun sampai sekarang memang belum maksimal karena sifatnya tidak memaksa. Ini harus tumbuh dari kesadaran sendiri," kata Werinussa.

Selain mendukung pelestarian budaya, penggunaan Noken juga sebagai upaya mendorong produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Mama-mama asli Papua.

Jika semua pegawai menggunakan tas Noken yang dibeli dari Mama-mama Papua maka tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di kalangan Mama-mama Papua selaku penggiat usaha merajut Noken.

Werinussa menyebut Noken sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sehingga perlu dijaga keberadaan-nya dengan mendorong penggiat usaha rajut Noken tetap berproduksi.
 

"Jika kita siapkan pasar berupa kebutuhan pegawai maka produksi Noken akan terus dilakukan, bukan hanya Noken yang dilestarikan namun juga penggiat usaha rajut Noken pasti akan bertambah banyak," jelasnya.

Selain tas Noken, Pemprov Papua Barat juga mendorong agar motif Batik Papua dapat dipatenkan sehingga menghasilkan bukan sekedar produk jadi, namun juga dalam hal penggunaan motif.

“Kami juga dorong agar motif Batik Papua ini ada hak cipta sehingga ada nilai ekonomis di situ,” ujar Werinussa.
 

Pewarta: Tri Adi Santoso

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023