Manokwari,(Antara Papua Barat)-Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Barat segera menginisiasi penyelesaian masalah yang menimpa Fakultas Kedokteran Universitas Papua (UNIPA) Kampus Sorong.
   
Wakil Ketua DPR Papua Barat Ranley Mansawan di Manokwari, Jumat mengatakan, pihaknya ingin perkuliahan di kampus tersebut berjalan normal dan bisa segera melahirkan tenaga dokter di Papua Barat.
    
"Kami akan mengundang bapak rektor untuk membahas lebih lanjut persoalan yang kini dialami fakultas kedokteran satunya di Papua Barat tersebut. Sangat disayangkan kalau aktivitas perkuliahan mandek karena persoalan dana operasional," kata Ranley
    
Selain itu pihaknya ingin menggali informasi terkait pencairan dana hibah pemerintah provinsi Papua Barat ke Unipa, serta anggaran yang dikucurkan ke kampus yang berada di Kabupaten Sorong tersebut. 
    
DPR pun lanjut, Ranley, telah meminta pengelola fakultas kedokteran tersebut untuk menyusun anggaran yang dibutuhkan sementara untuk membiayai aktifitas kampus selama semester tahun akademik 2016-2017. 
   
Pihaknya akan mendorong, agar ada solusi baik dari Unipa, pemerintah Kabupaten Sorong maupun Provinsi Papua Barat.  
   
Dekan Fakultas Kedokteran Unipa Kanadi Supadja saat berkunjung ke kantor DPR Papua Barat, Kamis mengutarakan,pada tahun pertama dan kedua dana dari Unipa dikucurkan secara lancar. Tahun ketiga tidak ada pencairan hingga berdampak pada masalah pembiayaan operasional terutama biaya transportasi bagi para pengajar yang didatangkan dari Universitas Indenesia.
   
Dia menjelaskan, pada tahun pertama Unipa mencairkan anggaran sebesar Rp.13,02 miliar dari kesepakatan semula sebesar Rp.18,8 miliar. Dana tersebut dimanfaatkan untuk membiayai jasa kelembagaan dan seluruh operasional serta masih terdapat sisa sebesar Rp.3,2 miliar yang dikembalikan ke Unipa.
    
Tahun kedua, lanjutnya, pencairan kembali dilakukan selama dua kali. Termin pertama dilakukan sebesar Rp,10,7 miliar dan termin kedua Rp.3,8 miliar ditambah dana sisa tahun pertama sebesar Rp.3,2 miliar. Pada tahun itu fakultas yang diampu UI tersebut masih bisa melakukan penghematan dan menyisakan anggaran sebesar Rp.4,3 miliar.
   
Pada tahun ketiga atau tahun akademik 2016-2017, ujarnya mengungkapkan,tidak ada dana yang dicairkan dan terpaksa memanfaatkan dana sisa tahun kedua. Dana tersebut telah habis dan tidak mampu membiayai seluruh aktifitas perkuliahan.
   
"Tidak ada anggaran yang bisa digunakan untuk mendatangkan staf dosen sehingga aktifitas perkuliahan terganggu," katanya lagi.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016