Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Produksi padi para petani di wilayah Provinsi Papua Barat dari Januari hingga september 2018 mencapai 9.012 ton dan diperkirakan akan meningkat hingga 13.916 ton hingga Desember mendatang. 

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat, Endang Retno Sri Subiyandini di Manokwari, Kamis, mengatakan, luas lahan panen padi di Papua Barat dari Januari ke September seluas 3.120 hektar. 

"Dengan memperhitungkan potensi sampai Desember 2018, maka luas panen tahun 2018 bisa mencapai 4.851 hektar. Dengan demikian produksi padi kita tentu bisa meningkat lagi," kata dia.
  
Ia mengutarakan, perhitungan pada survei dilakukan pada gabah kering giling. Jika dikonversi, dari 9.012 ton gabah ini akan menjadi sekitar 8.318 ton beras.

Luas lahan panen tertinggi tejadi pada  Mei yang mencapai 1.211 hektar. Luas panen terendah terjadi pada Agustus yang hanya 82 hektar. Produksi padi pada Mei lalu mencapai 3.429 ton, dan pada Agustus hanya 228 ton.

Retno mengemukakan, dari hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) bulan September, potensi luas panen pada Oktober, November dan Desember masing-masing sebesar 1.437 hektar, 53 hektar dan 241 hektar.
             
Tiga daerah  yang memiliki produksi padi tertinggi yakni Manokwari sebesar 12.519 ton, Sorong 719 ton dan Manokwari Selatan 409 ton.

"Kemudian diikuti Kabupaten Teluk Bintuni 188 ton, Raja Ampat 66 ton, Teluk Wondama 15 ton, sedangkan 7 kabupaten/kota lainnya tak ada catatan produksi," sebutnya.

Manokwari, Sorong dan Manokwari Selatan, menurutnya, menjadi harapan bagi pemerintah maupun konsumen. Diharapkan produksi padi di tiga daerah ini terus meningkat.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018