Wasior, (Antaranews Papua Barat)-Bupati pertama Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Albert Hanoch Torey tutup usia akibat sakit selama beberapa tahun belakangan ini.

Tokoh yang dianggap masyarakat sebagai pelopor pembangunan Teluk Wondama ini menghembuskan nafas terakhir pada Kamis, 4 Oktober 2018 sekitar pukul 07.15 WIB di Surabaya, Jawa Timur. 

“Hari ini kita semua mendapat berita duka. Pagi tadi pada pukul 07.15 WIB, Tuhan telah memanggil orang yang kita sayangi, mantan bupati yang saya sebut dengan hormat bapak DR.Albert Torey, “ kata Bupati Teluk Wondama Bernadus Imburi pada acara ibadah pengenang duka bencana banjir bandang Wasior, Kamis.

Albert Torey lahir di Jayapura pada 29 Agustus 1953. Ia dikenal sebagai tokoh sentral dalam sejarah lahirnya Kabupaten Teluk Wondama. Tidak hanya perintis, Torey juga menjadi pelaku utama pembangunan Kabupaten berjuluk Tanah Peradaban Orang Papua itu.

Ia terpilih menjadi bupati pertama pada 2005 dan kembali terpilih pada 2010. Selama 10 tahun memimpin Wondama, Torey dinilai berhasil merubah Wondama yang sebelumnya hanya terdiri atas dua kecamatan tersebut. 

Setelah dimekarkan menjadi daerah otonomi baru, kabupaten ini mengalami perkembangan secara signifikan terutama pada aspek sarana prasarana juga infastruktur.

Tidak heran ayah dari enam orang anak ini dijuluki sebagai bapak pembangunan bagi orang Wondama. 

“Mari kita doakan bapak Alberth Torey yang telah berjasa besar untuk Teluk Wondama. Dia adalah putera terbaik yang telah bekerja dengan setia untuk tanah dan negeri ini,"demikian kata anggota Badan Pekerja Klasis GKI Wondama Yunus Sarumi sewaktu memberi sambutan pada ibadah syukur peringatan 8 tahun bencana banjir bandang Wasior tersebut.

Jenazah akan diterbangkan dari Surabaya ke Manokwari pada Jumat (5/10) dan diperkirakan tiba di Wasior antara Jumat atau Sabtu. Adapun jadwal pemakaman belum dipastikan karena masih menunggu keputusan pihak keluarga. 

Sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Torey, Pemkab Teluk Wondama telah menetapkan hari berkabung daerah ditandai dengan pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari dari 3 hingga 6 Oktober 2018.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018