Pemerintah Provinsi Papua Barat mempercepat vaksinasi serta melakukan pengetatan di bandara dan pelabuhan sebagai langkah pencegahan gelombang ketiga COVID-19 serta varian Omicron.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan di Manokwari, Senin, mengatakan bahwa pengetatan di bandara maupun pelabuhan di seluruh daerah yakni 13 kabupaten dan kota provinsi tersebut.

Dia mengatakan bahwa pengawasan pada pintu-pintu kedatangan dan kekebalan imunitas 70 persen penduduk akan memperkecil kemungkinan penyebaran varian Omicron di Papua Barat.

Ia mengatakan, penyebaran varian Omicron dari Afrika, kini semakin dekat dengan Indonesia bahkan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Papua Nugini sudah mencatat varian Omicron.

Meski kasus varian Omicron belum tercatat di Tanah Air, lanjut dia, pencegahan dini perlu dilakukan dengan percepat vaksinasi penduduk Papua Barat untuk mengurangi risiko terburuk di kemudian hari.

"Vaksinasi COVID-19 untuk terbentuknya kekebalan imunitas wajib bagi semua warga daerah ini. Perlu dicatat, bahwa dari 357 kasus kematian akibat COVID-19 Papua Barat, 90 persen kasus karena belum divaksin sementara 10 persen kasus lainnya disebabkan sakit penyerta atau komorbit," ujarnya. 

Otto menyebut, Dinkes Papua Barat bersama Satgas COVID-19 tengah menyiapkan langkah 'jemput bola' vaksinasi menyasar kelompok masyarakat adat asli Papua dan suku-suku nusantara dengan merangkul para kepala suku dan ketua-ketua kerukunan.

"Masyarakat adat pun harus selamat dari ancaman COVID-19 yang masih terus bermutasi, kita sudah tatap muka dengan para pimpinan adat dari suku asli Papua dan suku-suku nusantara, mereka diharapkan bertanggung jawab mengarahkan warganya untuk divaksin," katanya.

Ditambahkan bahwa cakupan vaksinasi COVID-19 Papua Barat per 3 Desember, 48 persen penduduk Papua Barat atau 365.472 orang sudah divaksin dosis pertama, sementara 28 persen penduduk atau 222.903 orang sudah menyelesaikan vaksinasi dosis kedua.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Papua Barat, dr Arnold Tiniap yang memberikan keterangan terpisah, menyebutkan bahwa hingga 5 Desember 2021 kasus aktif Papua Barat tersisa 14 orang tersebar pada tujuh kabupaten dan kota  provinsi tersebut.

"Sebanyak 14 kasus aktif Papua Barat berasal dari kabupaten Teluk Bintuni 6 orang, Teluk Wondama 3 orang, kota Sorong 1 orang, Fakfak 1 orang, Maybrat 1 orang, Sorong Selatan 1 orang dan kabupaten Sorong 1 orang," tambah Arnold
 

Pewarta: Hans Arnold Kapisa

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2021