Pemerintah provinsi Papua Barat melalui Dinas Kesehatan menggelar monitoring dan evaluasi (monev) progam malaria tahun 2021 bersama mitra kerja menuju target eliminasi malaria tahun 2027 provinsi ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan melalui Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Edi Sunandar, Kamis, di Teluk Wondama, mengatakan target eliminasi malaria tingkat provinsi, sangat bergantung pada capaian penurunan kasus tingkat kabupaten dan kota.

Ia menyebutkan target eliminasi malaria  tahun 2027 ini berdasarkan kesepakatan Gubernur  bersama Bupati dan Walikota se Provinsi Papua Barat tanggal 9 Agustus 2017.

Edi Sunandar mengatakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, kasus malaria provinsi Papua Barat mengalami penurunan dari 50.776 kasus di 2009, menjadi 7.736 kasus di 2020.

"Penurunan kasus malaria di provinsi ini terus terjadi, bahkan hingga  Oktober 2021 tersisa 4.118 kasus," ujar Edi Sunandar pada pembukaan acara monev program malaria tingkat provinsi Papua Barat yang digelar di gedung Sasana Karya kabupaten Teluk Wondama.

Ia mengutarakan pandemi COVID-19 yang saat ini meluas  hingga ke daerah endemis malaria di bagian Timur Indonesia seperti NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat menjadi perhatian serius Pemerintah melalui instansi teknis.

"Masyarakat diimbau untuk waspada tidak hanya terhadap COVID-19 tapi juga terhadap bahaya malaria yang punya beberapa kemiripan gejala dengan COVID-19," katanya.

Ia berharap kegiatan monev program malaria tingkat provinsi Papua Barat tahun 2021 yang diikuti perwakilan kabupaten/kota ini menjadi momen evaluasi capaian kinerja tahun 2021 dan menyusun rencana program tahun 2022 yang lebih maksimal dan inovatif menuju eliminasi malaria Papua Barat tahun 2027.

Edi Sunandar mengatakan secara nasional, di Indonesia saat ini ada kecenderungan penurunan jumlah kasus positif malaria dan API (Annual Paracite Incidence) yang dilaporkan tahun 2009-2020.

"Pada 2009 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465,7 ribu, sementara pada 2020 kasus positif menurun menjadi 235,7 ribu. Tak hanya itu, penurunan kasus malaria juga diikuti dengan penurunan API yang pada 2009 mencapai 1,96 dan 2020 mencapai 0,87," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa di sisi lain, jumlah wilayah di Indonesia yang berhasil melakukan eliminasi malaria pun telah  bertambah, yaitu  pada tahun 2019 kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi malaria sebanyak 300, dan di tahun 2020 bertambah menjadi 318.

Ia menyebutkan berdasarkan capaian endemisitas per provinsi tahun 2020 terdapat 3 provinsi yang telah mencapai 100 persen eliminasi malaria, yaitu  DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali.

Sementara provinsi dengan wilayahnya yang belum mencapai eliminasi malaria yakni Maluku, Papua, dan Papua Barat.

"Tahun 2020 masih ada 23 kabupaten/kota yang endemis malarianya masih tinggi, 21 kabupaten/kota endemis sedang, dan 152 kabupaten/kota endemis rendah," katanya.  ***3***.

Pewarta: Hans Arnold Kapisa

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2021