Mantan Danramil Wasior tahun 80-an Kolonel (Pur) Ali Koedoes telah tiada dan meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Kabupaten Teluk Wondama atas karyanya selama bertugas di daerah tersebut.

Almarhum menghembuskan nafas terakhir di RSUD Semarang Jawa Timur pada 7 Pebruari 2021 karena sakit. Almahrum meninggal dunia pada usia 75 tahun. 

Jenazah almahrum kemudian dibawa pulang ke Wasior kabupaten Teluk Wondama untuk dimakamkan pada 9 Pebruari 2021. Meskipun daerah tersebut bukan tanah kelahirannya.

Pria kelahiran Baubau, Sulawesi Tenggara 4 Agustus 1946 itu, dimakamkan di Tekuk Wondama karena saat mencintai daerah tersebut. Almarhum sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga besar Wasior terutama dari keluarga besar marga Ayomi dan Matani karena istrinya.

Almarhum lama bertugas di Koramil Wasior hingga menjadi Danramil pertama pada QSera 80-an disaat Wasior masih berstatus kecamatan. Dia sangat dikenal luas oleh orang Wasior terutama mereka yang lahir dan besar pada periode itu.

Semasa bertugas di Wasior, almahrum dikenal sebagai prajurit yang tegas dan berwibawa. Tak heran dia sangat disegani masyarakat pada saat itu.

“Beliau dulu itu orang-orang pertama yang ada di Koramil Wasior. Bapak dulu itu orang tegas jadi orang-orang segan sama dia, “ kata Soka Marani kerabat almarhum di Wasior. 

Soka Marani yang seorang pensiunan Polri mengenang Ali Kodoes sebagai prajurit yang tampan dan gagah. 

“Beliau itu dulu itu orangnya gagah. Badannya tinggi, tegap. Ganteng sekali, “kata Soka di sela-sela acara pemakaman almarhum. yang dilaksanakan dengan upacara militer.

Mendiang Ali Koedoes memang dikenal sebagai sesepuh Koramil Wasior. Beberapa orang bahkan meyakini dia adalah Danrami Wasior pertama. 

Almahrum juga disebut sebagai sesepuh dari Batalyon 751 Jayapura dan 753 Nabire karena ikut merintis hadirnya kesatuan tempur tersebut di Bumi Cenderawasih.

Selepas bertugas di Wasior, karir militer Ali Koedoes terus menanjak. Jebolan AKABRI 1971 itu pernah menduduki sejumlah jabatan penting. 

Antara lain menjadi Asisten Teritorial (Aster) Kodam II/Sriwijaya pada 1994, Dirbin Sospol Puster AD tahun 1996 dan Paban III/Dalgiatter Ster AD tahun 2000. 

Selepas pensiun dari militer, Ali Koedoes tercatat sempat menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Sulawesi Utara Bidang Politik Trantibdan Hukum merangkap Koordinator Staf tahun 2002-2003. 

Ayah tiga orang putra ini juga menerima sejumlah tanda penghargaan dari negara antara lain Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Dwija Sistha dan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya.

Guvta Alugoro Koedoes, putra almarum mengatakan, sang ayah sudah dianggap sebagai anak oleh keluarga besar marga Matani di Wasior. Hal yang juga membuat mendiang merasa betah dan nyaman tinggal di Wasior hingga usia senja. 

“Beliau merupakan anak mantu keluarga Ayomi sehingga sudah merupakan bagian dari masyarakat Wasior, “ucap Guvta pada upacara pemakaman sang ayah. 

Guvta yang juga mengikuti jejak sang ayah menjadi prajurit TNI AD menitipkan makam Sang Kolonel kepada masyarakat Wasior untuk dijaga dan dirawat. 

“Titip dirawat makam dan dijaga makamnya. Saya juga pesan kepada rekan TNI/Polri di Wondama saya titipkan ayahanda kami yang juga seorang prajurit. Beliau sesepuh dari Korami Wasior, Sesepuh dari Batalyon 751 dan Batalyon 753 berarti adalah sesepuh kita sebagai prajurit di tanah Wondama ini,” ucap Guvta yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Pemakaman almahrum Kolonel Purnawirawan Ali Koedoes dilakukan dengan upacara militer dipimpin oleh Danrami Wasior Mayor Inf Katwadi. 

Prosesi pemakaman dihadiri pula oleh Bupati Teluk Wondama Bernadus Imburi, Wakil Ketua DPRD H.Arwin, Wakapolres Kompol Lang Gia serta sejumlah pejabat OPD dan para tokoh masyarakat Wondama.Selamat Jalan Kolonel. Beristirahatlah Dalam Damai.

Pewarta: Zack Tonu

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2021