Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Cicit dari dua missionaris besar di tanah Papua almarhum Carl Wilhelm Ottow dan Johann G Geisler memberikan kesaksian di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat, Senin.

Pada perayaan hari ulang tahun Pekajaran Injil ke-163 itu dua cicit ini mengemukakan kisah perjuangan dan pengorbanan dua missionaris asal Jerman itu di tanah Papua pada tahun 1885 silam.

"Mereka (Ottow-Geisler) mengalami banyak tantangan, pernah sakit saat pulang ke Jerman, namun mereka tetap kembali ke Papua untuk melanjutkan perjuangan. Mereka tinggalkan anak istri demi menyampaikan ajaran Injil di Papua," kata Johans Geisler cicit dari Johann G Geisler.

Ia menyebutkan, 163 tahun telah berlalu. Tak terasa sudah sudah hampir dua abad moyangnya menginjakan kaki di Pulau tersebut.

Johan menyampaikan terima kasih kepada Sultan Kerajaan Ternate atas bantuan yang diberikan kepada Ottow dan Geisler. Melalui bantuan tumpangan perahu yang diberikan Sultan Ternate kakeknya bisa masuk dan menyampaikan kabar Injil di Papua.

Hans Ottow cicit dari Carl Wilhelm Ottow mengatakan, kakeknya membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk sampai di Pulau Mansinam. Baginya hal itu merupakan perjuangan yang sangat berat dan melelahkan.

"Kami dari Jerman ke sini cuma butuh waktu satu hari. Sungguh perbedaan yang sangat jauh dengan kondisi yang dialami kakek kami kala itu," sebutnya.

Hans Ottow menyampaikan terima kasih bagi seluruh warga Papua karena telah menyambut dan menyebarkan ajaran yang di sampaikan moyangnya.

"Saya sadar, kakek kami datang dengan biji yang sangat kecil, tapi kini biji itu telah tumbuh dan perkembang di seluruh tanah Papua," katanya.

Hal itu sangat ia rasakan, saat tiba pertama kali di Manokwari. Hasil jerih payah perjuangan Ottow dan Geisler sangat membekas hingga kini.

"Saya bangga, ada manfaat luar biasa dan kini dinikmati masyarakat Papua. Banyak tantangan yang mereka (Ottow-Geisler) hadapi ada harapan dari tantangan tersebut. Hari ini saya sudah bisa melihatnya," ujarnya lagi.

Mansinam merupakan pulau sejarah bagi peradaban masyarakat Papua. Pada setiap 5 Februari, pulau tersebut menjadi pusat perayaan HUT pegabaran Injil.

Ribuan pengunjung dari pada perayaan ini, baik dari kalangan masyarakat Manokwari maupun luar daerah baik Papua, Papua Barat, bahkan masyarakat dari mancanegara.(*)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018