Manokwari, (Antaranews Papua Barat)-Perlakuan tidak etis dialami sejumlah wartawan pada Kunjungan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk meresmikan Markas Kepolisian Daerah Papua Barat di Manokwari, Senin.

Pada kegiatan tersebut, akses wartawan dibatasi hingga kesulitan untuk sekadar mengabadikan momentum peresmian gedung Mapolda termegah di Indonesia tersebut.

Wartawan yang hadir pada kegiatan tersebut antara lain dari Lembaga Kantor Berita Nasional Antara Biro Papua Barat, Cahaya Papua, Papua Pres, Papuasatu.com, Radar Papua, MNC, Metrotv, Tv One, SCTV, Tabur Pos, Papua Barat News, Papuabaratoke.com, Papuakini.co, tempo.co, Wartaplus.com, Kasuari Pos.Arfak.com, Liputan6.com.Radar Sorong, Kompas TV, Papua Barat Pos.

Awalnya, suasana berjalan lancar. Upaya pembatasan terhadap kerja wartawan mulai terasa saat acara peresmian di mulai. Sejumlah oknum polisi mempersulit akses wartawan untuk mengambil gambar.

Akibat sikap sejumlah oknum polisi tersebut, puluhan wartawan memilih untuk undur atau meninggalkan kegiatan tersebut. Tak hanya itu, para awak media ini bersepakat untuk tidak memberitakan seluruh rangkaian kegiatan peresmian tersebut.

"Intinya kita menyesalkan kejadian ini. Kantor Mapolda adalah tempat publik, peresmian pun adalah kegiatan publik," kata wartawan Papua Barat Pos Aris A Balumpun usai meninggalkan.

Bahkan menurutnya, gelagat pembatasan kerja pers ini sudah terlihat pada kedatangan Kapolri di Bandar Udara Rendani Manokwari, Minggu.

"Dari kemarin di Bandara kita tidak boleh mendekat ambil gambar," katanya

Terkait peristiwa ini, Kabag Operasional Polres Manokwari Kompol Winarto mendatangi sebuah warung kopi di Manokwari yang menjadi tempat kumpul wartawan.

Menurut dia, kejadian terjadi karena miskomunikasi. Ia berharap masalah ini tidak berkepanjangan.

Pada kesempatan itu, ia pun mengajak para awak media untuk kembali ke Mapolda untuk berwawancara dengan Kapolri.

Seluruh awak media yang berkumpul di warkop ini pun menolak untuk kembali ke Mapolda karena sikap oknum anggota Polri pada kegiatan tersebut mengecewakan.

"Selama ini hubungan antara wartawan dengan Kepolisian sudah cukup baik. Peristiwa ini tidak seharusnya terjadi," kata Ketua Bidang Advokasi PWI Papua Barat Kris Tanjung.

Hingga saat ini, wartawan dari sejumlah media tersebut masih berkumpul untuk menyikapi lebih lanjut kejadian tersebut.

Ketua PWI Papua Barat Buatam ST pada kesempatan terpisah mengatakan, pihaknya akan segera menggelar pertemuan untuk mensikapi peristiwa ini. Ia pun menyesalkan sikap oknum Polisi terhadap para wartawan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh pengurus, secepatnya kami akan menggelar pertemuan," kata Bustam.[*]

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018