Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya akan melakukan revitalisasi rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat sebagai keikutsertaan mendukung pelaksanaan program Pembangunan Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di wilayah itu.
"Revitalisasi rumah sakit ini melalui skema pembiayaan dana alokasi khusus (DAK) fisik tahun 2025," kata Bupati Raja Ampat Orideko Iriano Burdam dalam keterangan diterima di Sorong, Jumat.
Peningkatan kualitas dan kapasitas RSUD ini mencakup RSUD di 66 kabupaten/kota di wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan yang akan direvitalisasi sepanjang 2025-2026 di seluruh Indonesia.
Sebanyak 32 RSUD akan direvitalisasi pada 2025 melalui program PHTC, di antaranya RSUD Kabupaten Raja Ampat, sedangkan 34 RSUD lainnya akan ditingkatkan pada 2026.
Dia mengatakan revitalisasi rumah sakit ini bagian dari legasi Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah nyata pemerintah untuk memastikan layanan kesehatan yang semakin adil, merata, dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk di Kabupaten Raja Ampat.
"Berkaitan dengan itu kita sudah lakukan rapat koordinasi pelaksanaan program itu bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Letnan Jenderal (Purn) Anto Mukti Putranto," katanya.
Ia mengatakan rencana peletakan batu pertama pembangunan RSUD di Waisai, Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat dijadwalkan pada 9 Mei 2025.
"Hal itu dilakukan bersamaan dengan prosesi perayaan ke-22 HUT Kabupaten Raja Ampat, yang jatuh pada 9 Mei 2025, sehingga dimanfaatkan sebagai momentum strategis untuk memacu peningkatan mutu layanan kesehatan," ucapnya.
Direktur RSUD Raja Ampat Meidi Maspaitella mengatakan selain pembangunan rumah sakit secara fisik, saat ini juga diproses pengadaan alat kesehatan (alkes) melalui sistem kontrak.
"Pengadaan tersebut sudah memasuki tahap implementasi pada triwulan ketiga 2025, dengan konfirmasi bahwa alkes yang dipesan telah tiba di Raja Ampat," ujarnya.
Proyek pembangunan RSUD di Raja Ampat menggunakan model pengadaan yang menggabungkan perencanaan desain dan pelaksanaan konstruksi dalam satu kontrak terpadu.
Dia menjelaskan pendekatan ini memberikan beberapa keuntungan, antara lain integrasi optimal, memastikan sinergi antara tahapan desain dan konstruksi untuk meminimalkan miskomunikasi antarpihak.
Melalui program PHTC Kementerian Kesehatan ini, pemerintah menegaskan komitmen untuk menyukseskan pembangunan RSUD di Raja Ampat melalui koordinasi intensif antardaerah dan instansi.
"Diharapkan, penerapan metode pembangunan rumah sakit ini tidak hanya mendorong inovasi dalam pengelolaan proyek, tetapi juga mempercepat penyediaan layanan kesehatan yang lebih optimal bagi masyarakat," katanya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2025