Kepolisian Daerah Papua Barat bekerja sama dengan detasemen khusus atau Densus 88 terus melakukan upaya antisipasi penyebaran paham radikal di daerah tersebut.

"Papua Barat ini daerah yang sangat terbuka, siapapun bisa masuk. Kami terus lakukan monitoring supaya tidak ada doktrin paham radikal yang masuk dari luar," kata Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Heri Rudolf Nahak di Manokwari, Selasa.

Polda melalui jejaring yang sudah dibangun, lanjut Nahak, juga terus melakukan pemetaan di seluruh daerah. Pihaknya tidak akan memberi ruang bagi paham radikal hidup dan berkembang di Papua Barat.

Menurut Kapolda, sejauh ini Papua Barat masih cukup aman. Meskipun demikian antisipasi serta upaya pencegahan terus dilakukan agar tidak kecolongan.

"Memang cukup aman, tapi kami tidak boleh underestimate. Upaya antisipasi, monitoring, pemetaan harus terus kami lakukan. Kalau ada potensi akan langsung bergerak agar tidak berkembang, kita tidak mau Papua Barat jadi sasaran aksi mereka," kata dia lagi.

Kapolda mengutarakan, penyebaran ajaran radikalisme bisa terjadi di setiap daerah. Ia juga menekankan seluruh Polres mengoptimalkan peran intelijen masing-masing.

Polres pun diminta melakukan pemetaan atas potensi di wilayah. Paham radikal tidak boleh mendapat tempat.

"Masyarakat juga kami minta bisa meningkatkan daya tangkal. Pahami lingkungan masing-masing dan kalau ada potensi segera melaporkan kepada aparat," sebut Heri juga.

Paham radikalisme, ujarnya, sangat berbahaya. Kemampuan masyarakat untuk mendeteksi dan menolak eksistensi mereka sangat diharapkan.

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019