Sorong, (Antara) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meresmikan sebanyak 50 rumah tinggal layak huni (Rutilahu) di Kampung Maibo Klalin, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Kamis (8/12).
Mensos dan rombongan disambut oleh masyarakat Kampung Maibo Klalin dengan tari-tarian adat yang melambangkan kegembiraan karena pemerintah telah membangun rumah tinggal yang layak bagi mereka.
Khofifah mengatakan pembangunan 50 rutilahu bagi masyarakat Kampung Maibo Klalin merupakan program Kementerian Sosial dengan anggaran APBN dan dibantu oleh pemerintah daerah melalui APBD sehingga target pembangunan tercapai 50 unit rumah.
"Namun masih terdapat beberapa kekurangan program pembangunan tersebut, yakni tempat penampungan air bersih dan listrik," ujarnya.
Karena itu, dia berharap kepada pemerintah daerah untuk melengkapi kekurangan tersebut terutama listrik sehingga anak-anak dapat belajar guna masa depan mereka.
Ia memberikan apresiasi terhadap pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Sorong karena hidup rukun dan saling membantu meskipun berbeda suku dan agama.
"Kerukunan hidup masyarakat tersebut menjadi penguat dan contoh kepada dunia bahwa rakyat Indonesia biar berbeda suku, ras, agama, dan bahasa daerah namun tetap satu," tambah dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016
Mensos dan rombongan disambut oleh masyarakat Kampung Maibo Klalin dengan tari-tarian adat yang melambangkan kegembiraan karena pemerintah telah membangun rumah tinggal yang layak bagi mereka.
Khofifah mengatakan pembangunan 50 rutilahu bagi masyarakat Kampung Maibo Klalin merupakan program Kementerian Sosial dengan anggaran APBN dan dibantu oleh pemerintah daerah melalui APBD sehingga target pembangunan tercapai 50 unit rumah.
"Namun masih terdapat beberapa kekurangan program pembangunan tersebut, yakni tempat penampungan air bersih dan listrik," ujarnya.
Karena itu, dia berharap kepada pemerintah daerah untuk melengkapi kekurangan tersebut terutama listrik sehingga anak-anak dapat belajar guna masa depan mereka.
Ia memberikan apresiasi terhadap pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Sorong karena hidup rukun dan saling membantu meskipun berbeda suku dan agama.
"Kerukunan hidup masyarakat tersebut menjadi penguat dan contoh kepada dunia bahwa rakyat Indonesia biar berbeda suku, ras, agama, dan bahasa daerah namun tetap satu," tambah dia.(*)
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2016