Manokwari(ANTARA)-Kodim 1703/Manokwari, Papua Barat, menyiapkan petani lokal dari kalangan masyarakat asli Papua untuk mengembangkan komoditas padi di empat kabupaten.

"Awalnya kami agak ragu, mereka belum terbiasa dengan pola cocok tanam yang tetap, terencana dan harus lebih rajin juga. Tapi kami berfikir mau sampai kapan kita biarkan mereka, sehingga saya putuskan untuk mendampingi masyarakat," kata Dandim 1703/Manokwari Letkol Inf Andi Parulian di Manokwari, Selasa.

Dandim bersama masyatakat ingin menepis anggapan bahwa masyarakat Papua tidak bisa menanam padi. Pihaknya akan membuktikan bahwa warga Papua juga bisa sukses melalui pertanian padi.

Dia menyebutkan, program perluasan atau cetak sawah di wilayah kerjanya meliputi empat kabupaten, yakni Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama.

Dari empat daerah ini, kata Parulian, rata-rata melibatkan masyarakat lokal sebagai petani. Bagi warga asli Papua, Kodim telah membentuk tim tanam yang melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk melakukan pendampingan.

"Ini tidak masuk dalam RAB (rencana anggaran dan biaya) program cetak sawah. Dalam program cetak sawah TNI hanya terlibat hingga tahap pembukaan lahan. Program pendampingan bagi warga asli Papua ini inisiatif kami," katanya.

Pendampingan bagi warga lokal, kata Dandim, menjadi prioritas TNI. Pihaknya ingin masyarakat Papua bisa menuai kesuksesan sebagai petani padi layaknya masyarakat transmigrasi.

Dia menyebutkan, pendampingan sudah berjalan diantaranya di Kampung Wariki dan Kampung Sidey Pantai Distrik Sidey Manokwari.

"Di Wariki dari 11 hektare lahan yang digarap petani lokal, sudah 7,75 hektare yang sudah ditanam, mereka menggarap padi ladang. Di Sidey pantai juga saat ini sudah menanam, mereka kembangkan padi sawah," katanya.

Petani lokal di Sidey Pantai, lanjut Dandim, sudah sekali melakukan panen. Selain menanam, dalam waktu sepekan atau dua pekan mendatang beberapa petak tanam padi mereka siap dipanen.

"Mereka cukup semangat dan sudah menikmati hasil panen mereka sendiri. Sekarang tinggal kita, harus bertindak apa untuk mereka. Masyarakat membutuhkan bimbingan, pelatihan dan tentu dukungan peralatan," pungkasnya.

Masyarakat asli Papua, masih cukup awam dengan pertanian padi. Selama ini mereka cenderung mengembangkan tanaman perkebunan seperti, umbi-umbian, sayur dan tanaman lain yang berumur pendek.

Mereka terbiasa mengembangkan pertanian dengan pola berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pertanian padi adalah hal baru bagi mereka.(****)

Pewarta: Toyiban

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2017