Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat tengah mengupayakan prevalensi stunting di daerah itu turun hingga 14 persen pada akhir tahun 2024.

Wakil Bupati Teluk Wondama Andarias Kayukatuy selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Daerah di Wasior, Kamis, mengatakan dari awal hingga pertengahan tahun ini prevalensi stunting sudah mencapai 19 persen.

"Dalam upaya menurunkan prevalensi stunting kita akan melakukan intervensi serentak. Target pemerintah pusat di akhir 2024 prevalensi stunting harus mencapai 14 persen, jadi angkat ini kita harus kita kejar sampai Desember 2024," katanya.

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB (P3AP2KB) melakukan peluncuran intervensi stunting serentak, Kamis (27/6). Intervensi serentak stunting melibatkan berbagai instansi di lingkup Pemkab Teluk Wondama. Termasuk dari unsur TNI/Polri, Dharma Wanita juga Tim Penggerak PKK.

Intervensi serentak stunting menyasar sembilan kampung di Kabupaten Teluk Wondama sebagai lokus. Kesembilan kampung tersebut adalah Kampung Rasiei, Kabouw, Isei, Isui, Kaibi, Torey, Wondiboi, Sobei Indah dan Nggatu.

Intervensi serentak diperlukan lantaran masih banyak ditemukan posyandu yang tidak aktif. Padahal, posyandu salah satu ujung tombak pemantauan tumbuh kembang anak termasuk untuk mendeteksi ada tidaknya anak yang terindikasi stunting, gizi buruk maupun penyakit lainnya.

"Anak-anak perlu ditimbang, diukur tingginya supaya kita bisa tahu perkembangan anak-anak kita. Kalau ditemukan stunting maka bisa diintervensi dengan pemberian makanan tambahan dan vitamin supaya anak-anak kita bisa sehat, cerdas sehingga bisa menjadi generasi emas Kabupaten Teluk Wondama," ujarnya.

Ia juga mengimbau pada seluruh orang tua untuk memperhatikan asupan gizi pada anak-anak. Makanan bergizi bukanlah makanan mahal karena orang tua bisa memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Teluk Wondama.

"Teluk Wondama ini kaya ikan, jadi jangan semua dijual tapi kasih makan anak-anak, jadikan ikan untuk makanan ibu hamil supaya gizinya baik. Jadi orang tua harus bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak-anak," kata mantan Kepala Dinas Sosial Teluk Wondama itu.

Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Teluk Wondama Elia Pararaway mengatakan prevalensi stunting di daerah itu terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2021 prevalensi stunting berada di angka 30,6 persen. Prevalensi stunting terus menurun hingga akhir 2023 berada di angka 19 persen hingga saat ini.

"Penurunan angka stunting berkat upaya pemerintah daerah melalui program orang tua asuh, pemberian makanan tambahan dan juga bantuan-bantuan lainnya," katanya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Wondama sampai Maret 2024, jumlah balita di daerah tersebut mencapai 4.000 anak dan 165 di antaranya dikategorikan stunting.

Sementara khusus sembilan desa yang menjadi lokus intervensi serentak sampai Juni 2024 terdapat 63 balita yang dikategorikan stunting.*
 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024