Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menggandeng mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Sorong-Manokwari guna mengoptimalkan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional Polio tahun 2024 di Kabupaten Manokwari.
Pengelola Program Imunisasi Dinkes Papua Barat Hendrik Marisan di Manokwari, Selasa mengatakan pelibatan mahasiswa Poltekkes diharapkan jadi contoh bagi kabupaten lain agar cakupan PIN Polio mengalami peningkatan.
"Capaian imunisasi Kabupaten Manokwari masih kurang dari 50 persen," ucap Hendrik.
Dinas Kesehatan, kata dia, terlebih dahulu memberikan bimbingan teknis bagi puluhan mahasiswa Poltekkes tentang cara pemberian imunisasi yang baik dan benar sebelum bertugas pada sejumlah Puskesmas di Manokwari.
Hal ini seiring dengan target pemberian imunisasi yang ditetapkan di Kabupaten Manokwari harus mencapai 95 persen dari jumlah sasaran sebanyak 47.747 anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari.
"Sebelum tanggal 8 Juni 2024 harus capai target, makanya kami kerahkan 40-50 mahasiswa untuk bantu petugas Puskesmas," ucap Hendrik.
Dia menjelaskan bahwa capaian pelaksanaan PIN Polio di seluruh wilayah Papua Barat per 3 Juni 2024 baru terealisasi 34,6 persen dari sasaran sebanyak 85.718 anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari.
Kondisi tersebut memerlukan sinergi kolaborasi dan inovasi dari masing-masing Dinas Kesehatan tingkat kabupaten seperti pelibatan mahasiswa Poltekkes atau lembaga lain yang berkompeten pada bidang kesehatan.
"Kabupaten Teluk Bintuni sudah mencapai 50,7 persen, kabupaten lainnya masih di bawah 50 persen," kata Hendrik.
Hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten, kata dia, ada sejumlah permasalahan yang mengakibatkan cakupan PIN Polio di Papua Barat belum sesuai target 50 persen.
Misalnya, rendahnya kesadaran masyarakat membawa anak ke Puskesmas, kondisi geografis, dan cuaca yang menghambat petugas kesehatan melaksanakan imunisasi untuk mencegah penyebaran virus polio.
"Jadi kendalanya itu bukan saja dari masyarakat, tetapi kondisi alam dan cuaca juga menjadi faktor," kata Hendrik.
Dia menjelaskan imunisasi polio memiliki banyak manfaat seperti mencegah kelumpuhan permanen dan kematian akibat polio, serta memutus mata rantai penularan virus polio di seluruh wilayah Papua Barat.
PIN Polio diselenggarakan dalam empat periode yaitu tahap pertama 27 Mei-8 Juni 2024, tahap kedua 24 Juni-6 Juli 2024, tahap ketiga 1-11 Agustus 2024, dan tahap keempat 9-22 September 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024
Pengelola Program Imunisasi Dinkes Papua Barat Hendrik Marisan di Manokwari, Selasa mengatakan pelibatan mahasiswa Poltekkes diharapkan jadi contoh bagi kabupaten lain agar cakupan PIN Polio mengalami peningkatan.
"Capaian imunisasi Kabupaten Manokwari masih kurang dari 50 persen," ucap Hendrik.
Dinas Kesehatan, kata dia, terlebih dahulu memberikan bimbingan teknis bagi puluhan mahasiswa Poltekkes tentang cara pemberian imunisasi yang baik dan benar sebelum bertugas pada sejumlah Puskesmas di Manokwari.
Hal ini seiring dengan target pemberian imunisasi yang ditetapkan di Kabupaten Manokwari harus mencapai 95 persen dari jumlah sasaran sebanyak 47.747 anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari.
"Sebelum tanggal 8 Juni 2024 harus capai target, makanya kami kerahkan 40-50 mahasiswa untuk bantu petugas Puskesmas," ucap Hendrik.
Dia menjelaskan bahwa capaian pelaksanaan PIN Polio di seluruh wilayah Papua Barat per 3 Juni 2024 baru terealisasi 34,6 persen dari sasaran sebanyak 85.718 anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari.
Kondisi tersebut memerlukan sinergi kolaborasi dan inovasi dari masing-masing Dinas Kesehatan tingkat kabupaten seperti pelibatan mahasiswa Poltekkes atau lembaga lain yang berkompeten pada bidang kesehatan.
"Kabupaten Teluk Bintuni sudah mencapai 50,7 persen, kabupaten lainnya masih di bawah 50 persen," kata Hendrik.
Hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten, kata dia, ada sejumlah permasalahan yang mengakibatkan cakupan PIN Polio di Papua Barat belum sesuai target 50 persen.
Misalnya, rendahnya kesadaran masyarakat membawa anak ke Puskesmas, kondisi geografis, dan cuaca yang menghambat petugas kesehatan melaksanakan imunisasi untuk mencegah penyebaran virus polio.
"Jadi kendalanya itu bukan saja dari masyarakat, tetapi kondisi alam dan cuaca juga menjadi faktor," kata Hendrik.
Dia menjelaskan imunisasi polio memiliki banyak manfaat seperti mencegah kelumpuhan permanen dan kematian akibat polio, serta memutus mata rantai penularan virus polio di seluruh wilayah Papua Barat.
PIN Polio diselenggarakan dalam empat periode yaitu tahap pertama 27 Mei-8 Juni 2024, tahap kedua 24 Juni-6 Juli 2024, tahap ketiga 1-11 Agustus 2024, dan tahap keempat 9-22 September 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024