Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) menyebutkan ada tiga provinsi di Papua yang terkena dampak dari kasus polio untuk itu perlu dilakukan penanganan bersama agar ke depan tidak ada lagi kasus serupa.
Pelaksana Harian (Plh) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI Gertrudis Tandy di Jayapura, Selasa, mengatakan ketiga provinsi tersebut yakni Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
“Untuk itu kami melakukan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) agar mendapatkan komitmen bersama dalam memerangi virus polio yang menular ini,” katanya.
Menurut Gertrudis, oleh karena itu dengan adanya virus tersebut maka tiga provinsi sudah di kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) dan harus segera ada ditindaklanjuti.
“Untuk itu kami juga mendorong penguatan imunisasi rutin pada stakeholders serta lintasan sektor semua sehingga dapat mencegah penularan virus polio,” ujarnya.
Dia menjelaskan proses imunisasi polio tahap satu untuk wilayah Papua akan dilakukan pada 27 Mei yang mana berlangsung selama dua minggu sehingga pihaknya berharap seluruh stakeholders dan lintas sektor bisa bergerak bersama dalam gencar melakukan imunisasi tersebut.
“Dan kami targetkan imunisasi polio selesai pada Juli 2024 untuk itu semua harus bekerja sama dan berkomitmen mencegah penyebaran virus polio pada anak-anak Papua,” katanya lagi.
Dia menambahkan pada kegiatan PIN menggunakan Vaksin nOPV2 dan telah mendapat sertifikat Pre-Qualified (PQ) dari WHO serta Nomor Izin Edar dari BPOM. Vaksin ini merupakan vaksin produksi PT. Biofarma.
“Vaksin nOPV2 hanya digunakan pada pelaksanaan respon imunisasi dalam rangka penanggulangan KLB Polio tipe 2, tidak digunakan dalam imunisasi rutin. Sementara itu vaksin bOPV merupakan vaksin yang digunakan dalam program imunisasi rutin sejak tahun 2016. Vaksin ini pun tentunya telah memiliki izin dari WHO dan BPOM. Untuk itu vaksin yang diberikan ini akan karena miliki izin,”ujarnya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024