Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat memberikan pendampingan terhadap 50 calon guru penggerak (CGP) daerah khusus (Dasus).

Kepala Bidang SMP Disdik Manokwari Parjianti di Manokwari, Rabu, menjelaskan pendampingan tersebut dilakukan agar banyak CGP yang lulus dan bertugas menjadi guru penggerak di Manokwari.

"Dengan semakin banyak lulusan guru penggerak, maka mendorong penambahan sekolah penggerak di Manokwari," katanya di sela-sela kegiatan pendampingan CGP di Manokwari.

Ia menjelaskan, tahun ini Kabupaten Manokwari mendapat kuota pendaftaran 50 CGP Dasus yang terdiri atas 25 guru SD dan 25 guru SMP. CGP Dasus memprioritaskan pendaftar dari guru orang asli Papua (OAP) dengan persentase 80 persen dibanding non-OAP.

Sebanyak 50 CGP Dasus Manokwari tersebut akan menjalani tahap seleksi dengan tes tertulis dan wawancara. Tiap tahapan seleksi CGP Dasus dilaksanakan langsung oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek.

Ia menambahkan, tugas Disdik Manokwari adalah memberikan pendampingan dan pengembangan karir pendidik dan tenaga kependidikan bagi CGP untuk menjaga kualitas mereka.

Program pendampingan tersebut meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama enam bulan. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Ia menjelaskan, setelah CGP dinyatakan lulus maka mereka akan mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, yaitu program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran.

Ia menambahkan, guru penggerak di sekolah memiliki peran krusial sebagai proyek percontohan maupun manajer dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

"Para guru penggerakan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik supaya bisa memotivasi generasi emas Manokwari," ujarnya.

Ia menjelaskan, hingga tahun 2023 sudah ada 40 guru penggerak yang bertugas di Kabupaten Manokwari. Mereka tersebar di satuan pendidikan SD, SMP maupun SMA.

Sedangkan untuk sekolah penggerak, Kabupaten Manokwari sudah memiliki tiga sekolah penggerak tingkat SMP yakni SMP Negeri 1 Manokwari, SMP IT Insan Mulia, dan SMP Negeri 20 Satu Atap Mupi. Untuk tingkat SD, baru ada dua sekolah penggerak di Manokwari yaitu SD IT Insan Mulia Manokwari, dan SD Inpres 46 Sidey.

"Karena salah satu syarat menjadi kepala sekolah dan pengawas harus lulus pendidikan guru penggerak," katanya.

Menyadur dari laman website Guru Penggerak Kemendikbudristek, Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya. Mereka menggerakkan komunitas belajar seperti rekan guru sekolah dan menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.

Guru Penggerak juga diharapkan mampu mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah serta membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024