Bursa Efek Indonesia (BEI) Papua berharap masyarakat setempat memahami tentang keamanan dalam berinvestasi sehubungan dengan makin banyaknya penawaran berkedok investasi kekinian, karakteristik mudah diakses, praktis, serta menawarkan imbal hasil tinggi.

Kepala BEI Papua Aditya Kreasna Payokwa di Jayapura, Senin (1/4), memandang penting sosialisasi mengenai keamanan dalam berinvestasi di pasar modal guna meminimalkan resiko yang bakal terjadi.

Menurut dia, banyak di antaranya yang tidak memiliki model bisnis dan underlying asset (aset finansial) yang jelas sehingga sangat berisiko bagi masyarakat yang ingin berinvestasi.

Oleh karena itu, bagi generasi muda yang hidup pada era digital ini, perlu dibekali dengan informasi terkait dengan produk investasi yang halal, aman, dan nyaman serta diregulasi oleh lembaga yang legal.

Aditya menjelaskan bahwa produk pasar modal, khususnya syariah, tidak hanya bagi investor dari kalangan muslim, tetapi juga nonmuslim. Misalnya, bursa saham di negara-negara Eropa seperti Inggris, juga punya produk investasi syariah yang sangat diminati investor di negara tersebut yang notabene dari kalangan nonmuslim.

Untuk itu, lanjut dia, dalam memilih investasi tentunya faktor utama adalah bagaimana potensi imbal hasil dari produk tersebut.

"Sejauh ini produk pasar modal, khususnya syariah, juga cukup menjanjikan," ucapnya.

Berdasarkan data laporan kegiatan Galeri Investasi Wilayah Papua sepanjang 2023, kata Aditya, telah melakukan sebanyak 136 kegiatan edukasi pasar modal dengan menghasilkan 446 investor baru yang totalnya mencapai Rp10,9 miliar.

Dengan besarnya nilai transaksi ini, lanjut dia, menunjukkan bahwa minat generasi muda Papua untuk berinvestasi di pasar modal masih relatif cukup tinggi, bahkan mengalami pertumbuhan yang konsisten.
 

Pewarta: Qadri Pratiwi

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024