Puluhan mahasiswa yang menamakan dirinya Aliansi Gerakan Mahasiswa Muda Islam Kota Sorong, Provinsi Papua Barat demo pemerintah Kota Sorong yang dinilai gagal mengatasi masalah banjir.

Demo yang berlangsung di halaman Kantor Wali Kota Sorong, Kamis, ricuh ketika mahasiswa membakar ban langsung dibubarkan aparat kepolisian dan satpol PP Kota Sorong.

Aksi saling dorong dan tarik antara mahasiswa dan aparat kepolisian serta satpol PP terjadi sekitar 30 menit. Bahkan mahasiswa mengaku dipukuli aparat kepolisian dan satpol PP kota Sorong.

Muhammad Pugu Setiawan selaku Jenderal Lapangan Aksi Aliansi Gerakan Mahasiswa Muda Islam kota Sorong mengatakan, aksi tersebut guna menyuarakan aspirasi masyarakat penanganan masalah banjir yang melanda kota Sorong.

Dia mengakui bahwa dalam aksi tersebut mereka mendapat perlakuan tidak terpuji dari aparat kepolisian dan satpol PP. Ada beberapa rekan mereka dipukuli.

Menurut dia, ada tiga poin penting yang disampaikan dalam aksi demo kepada pemerintah daerah yakni mengatasi masalah banjir dengan menurunkan alat berat untuk melakukan pengerukan drainase penyebab banjir di kota Sorong.

Menyediakan tempat sampah di setiap kelurahan, penambahan armada mobil pengangkut sampah, dan menggratiskan biaya pendidikan di Kota Sorong.

Asisten III Setda Kota Sorong Rudy R Laku yang menerima massa aksi  mengatakan bahwa tidak tinggal diam melihat kondisi kota Sorong yang akhir-akhir ini mengalami banjir dan telah melakukan upaya pengerukan drainase

"Aspirasi mahasiswa tersebut akan disampaikan kepada Wali Kota Sorong guna ditindaklanjuti," tambah dia.(*)

Pewarta: Ernes Broning Kakisina

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019