Bupati Teluk Wondama Hendrik Syake Mambor menyebut pengembangan Situs Aitumeiri yang berlokasi di Kampung Miei, Distrik Wasior, masih terus berlanjut.

"Penataan ulang situs sejarah peradaban orang asli Papua masih berlanjut," kata Hendrik Mambor di Manokwari, Papua Barat, Kamis.  

Ia menjelaskan revitalisasi Situs Aitumeiri sudah dimulai sejak 2023 yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kabupaten setempat.  

Dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Papua Barat terhadap sejumlah item pekerjaan, akan sangat membantu penyelesaian revitalisasi situs peradaban tersebut.

"Pak gubernur sudah minta beberapa item pekerjaan yang nantinya dibantu oleh provinsi," jelas Hendrik.

Ia mengakui penyusunan dokumen perencanaan tata ruang pengembangan Situs Aitumeiri melibatkan sejumlah ahli sejarah, budayawan, dan antropologi.  

Dokumen itu sempat mengalami beberapa kali perubahan dengan maksud agar revitalisasi tidak menghilangkan keaslian sejarah pendidikan perdana di Tanah Papua.

"Pengembangan kawasan situs dimulai dari zona inti (batu peradaban). Zona itu sudah disakralkan, dan hanya untuk orang yang berdoa," jelas Hendrik Mambor.

Tahun 2023, kata dia, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp4 miliar untuk melaksanakan revitalisasi situs peradaban orang asli Papua Aitumeiri.

Pemerintah Pusat juga turut memberikan dukungan anggaran pengembangan Situs Aitumeiri yang berpotensi menjadi wisata rohani setelah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.

"Kami bersyukur karena sudah terdaftar di Badan Cagar Budaya Provinsi Papua Barat, dan kami berupaya supaya bisa naik status ke nasional," ucap Hendrik.
 

Pewarta: Fransiskus Salu Weking

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2024