Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Yembun, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya melakukan budi daya kacang sacha inchi atau kacang inca pada luas lahan satu hektar guna memenuhi kebutuhan gizi anak untuk mencegah stunting.

Kepala Sekolah SMK I Yembun Kabupaten Tambrauw Agustinus Naa di Tambrauw, Selasa, menjelaskan kandungan di dalam kacang ini memiliki gizi sangat tinggi, kemudian kandungan omega 3 lebih tinggi dari pada ikan salmon, sehingga budi daya tanaman ini penting dilakukan sebagai upaya membantu pemerintah Kabupaten Tambrauw memenuhi asupan gizi anak.

"Kandungan kacang ini cukup tinggi untuk pemenuhan kesehatan sehingga diharapkan nanti dengan mengonsumsi kacang itu pemenuhan gizi anak bisa terpenuhi dan meminimalkan kasus stunting," jelas Kepala Sekolah SMK I Yembun Agustinus.

Ia lebih lanjut mengatakan budi daya kacang sacha inchi ini merupakan satu-satunya di Papua Barat Daya yang dilakukan di SMK I Yembun.

SMK I Yembun memiliki dua jurusan salah satunya adalah Agribisnis tanaman pangan dan hortikultura (ATPH) kemudian satu lagi itu Agribisnis perikanan air tawar (APAT).

"Karena pengembangan kacang ini di Papua Barat Daya baru pertama dilakukan di SMK I Yembun, maka kita akan jadikan tanaman kacang sebagai ikon SMK I Yembun untuk membanggakan nama Kabupaten Tambrauw," kata dia.

Selain memenuhi kebutuhan gizi untuk penanganan stunting di wilayah Kabupaten Tambrauw, tanaman jenis itu pun berpotensi untuk diekspor guna meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Tambrauw khususnya di Distrik Yembun.

"Jadi kacang ini berpotensi untuk di ekspor sehingga kita melakukan sosialisasikan kepada masyarakat untuk ikut budi daya tanaman itu supaya mencapai tujuan yang diharapkan," ujar dia.

Pihak SMK I Yembun pun telah memaparkan potensi kacang sacha inchi di hadapan Pemerintah Kabupaten Tambrauw dan mendapat apresiasi serta dukungan melalui bantuan guna pengembangan tanaman itu lebih lanjut.

"Dari tanaman kacang itu bisa diolah menjadi kosmetik, minyak, sayuran, sehingga bisa dibilang kacang ini mengandung multi manfaat," ungkap dia.

Desember 2023, ujarnya akan dilakukan panen perdana secara bersama, kemudian hasil dari panen kacang itu akan diproduksi di SMK I Yembun ketika alat produksi sudah komplit.

"Pasarnya memang sudah ada hanya saja kalau ekspor hasil kacang itu hanya satu hektar itu tidak cukup, sehingga kami menyosialisasikan kepada masyarakat petani di Distrik Yembun untuk bersama-sama melakukan budi daya kacang itu supaya penuhi harapan pasar," ujarnya.

Karena alat produksi hasil tanaman kacang sacha inchi sangat mahal, maka diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tambrauw dan Provinsi Papua Barat Daya untuk membantu menyediakan alat produksi dimaksud.

"Karena alatnya mahal dan pengirimannya pun makan ongkos yang cukup tinggi, maka kami harapkan bantuan dari pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi," harap dia.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023