Pemerintah Papua Barat Daya (PBD) mengajak kalangan generasi muda Suku Moi di Sorong yang tergabung dalam wadah Generasi Muda Moi (GMM) ikut berpartisipasi menurunkan angka pengangguran dengan membuka peluang bisnis memanfaatkan potensi yang ada di daerah itu.
 
Penjabat Gubernur Muhammad Musa'ad menyampaikan hal itu saat melantik Dewan Pengurus GMM sekaligus membuka rapat kerja Dewan Pengurus GMM ke-1 di Gedung Keik Malamo, Sorong, Senin.

"Organisasi GMM ini adalah mitra pemerintah sehingga bersedia untuk ikut ambil bagian dalam penanganan penurunan angka pengangguran di daerah ini, caranya adalah melihat peluang bisnis dan membuka usaha untuk mempekerjakan banyak orang," jelas Musa'ad.
 
Musa'ad menyampaikan apresiasi kepada GMM atas inisiatif membentuk organisasi GMM. 
 
"Ini merupakan bentuk dari kreatifitas dan inovasi dari adik-adik semua. Selaku Pj Gubernur Papua Barat Daya saya memberikan apresiasi,” ujarnya.

Musa'ad menyebut ada sejumlah program pemerintah, diantaranya program pengembangan perekonomian pemuda (Papeda) yang mengarah kepada pemberdayaan ekonomi sebagai upaya pemerintah untuk membendung dan menurunkan angka pengangguran.
 
Program itu bertujuan memberdayakan anak-anak muda supaya memiliki lapangan pekerjaan.
 
Selain program itu, Musa'ad berharap peran aktif organisasi GMM untuk mendukung realisasi program itu guna tepat sasaran sehingga mengoptimalkan potensi anak muda di Papua Barat Daya berdaya saing di bidang ekonomi. Dengan demikian diharapkan angka pengangguran di Kota Sorong menjadi berkurang.
 
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah Papua Barat Daya, Kota Sorong menepati urutan pertama dengan jumlah tingkat pengangguran 2021 sebanyak 9,95 persen dan 2022 sebanyak 10,09 persen.
 
"Karena Kota Sorong merupakan pusat orang mencari kehidupan kemudian minim lapangan pekerjaan sehingga menjadi indikator tingginya angka pengangguran," beber Kepala Bapperinda Rahman.
 
Kabupaten Sorong berada di angka 3,36 persen pada 2021 dan 2022 menempati posisi 3,38 persen. Kemudian, Kabupaten Sorong Selatan 3,55 persen pada 2021 kemudian di tahun 2022 mengalami sedikit penurunan menjadi 3,05 persen.
 
Adapun untuk Kabupaten Maybrat, angka pengangguran berada pada posisi 1, 89 persen pada 2021 kemudian meningkat menjadi 2, 09 persen di 2022. Sedangkan di Kabupaten Tambrauw tingkat pengangguran pada 2021 sebesar 1,89 persen kemudian mengalami sedikit penurunan sebesar 1, 46 persen.
 
Jumlah pengangguran paling sedikit di Papua Barat Daya yaitu Kabupaten Raja Ampat tercatat hanya 3,81 persen pada 2021 dan 3,91 persen pada 2022.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023