Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat melakukan pendataan para petani yang membutuhkan dan menerima pupuk bersubsidi di wilayah itu agar alokasi pupuk bersubsidi bisa ditambah.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Teluk Wondama Korneles Paduai di Wasior, Minggu, mengatakan baru tahun ini daerahnya mendapatkan alokasi pupuk subsidi sebanyak 60 ton, terdiri atas pupuk urea sebanyak 50 ton dan pupuk NPK Pelangi 10 ton.

Sebelumnya para petani di Teluk Wondama terpaksa mengandalkan pupuk non subsidi dengan harga yang cukup mahal.

"Sebelum-sebelumnya para petani di Wondama gunakan pupuk non subsidi karena belum ada pihak yang bersedia menjadi penyalur atau distributor tetap pupuk subsidi. Dari sisi kebutuhan memang masih relatif kecil, itu pun terbatas pada petani-petani di daerah transmigrasi saja," ujar Paduai.

Mantan Kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Teluk Wondama itu menyebut jajarannya telah menunjuk salah satu pengusaha swasta di Wasior sebagai penyalur pupuk subsidi.

Sejak 2022, katanya, Dinas Pertanian dan Pangan Teluk Wondama melakukan pendataan para petani yang membutuhkan pupuk subsidi serta berapa luas lahan yang digarap.

"Kami harus mendata semua petani yang membutuhkan pupuk subsidi ini untuk dua musim tanam, baik pupuk urea, NPK Pelangi dan pupuk yang lain," jelas Paduai.

Purwono, seorang petani sawah di lokasi transmigrasi Kampung Sobei Indah, Distrik Teluk Duairi mengaku sangat terbebani dengan biaya pupuk yang mahal. 

Pasalnya di Wondama tidak tersedia pupuk subsidi sehingga dia bersama banyak petani lainnya terpaksa membeli pupuk nonsubsidi di Manokwari.

"Makanya kita ini sangat berharap supaya pupuk subsidi ini bisa ada di Wondama supaya petani tidak kesulitan. Sekarang ini kita belinya (nonsubsidi) di Manokwari dengan harga mahal sekali sehingga biaya produksi jadi tinggi. Ini yang jadi beban petani," kata Purwono. 
 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023