Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mengerahkan 120 tenaga pemeriksa kesehatan hewan kurban menjelang perayaan Idul Adha 1443 Hijriah di wilayah itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Manokwari Kukuh Saptoyudo di Manokwari, Kamis, mengatakan ratusan petugas tersebut akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan hewan kurban satu hari sebelum disembelih.
Selain itu, petugas juga melakukan pengawasan aktivitas pemotongan hewan yang tersebar pada 90 lokasi pemotongan hewan seperti masjid, mushala dan lembaga pemerintahan.
"Kami sudah siapkan petugas yang melakukan pemeriksaan dan pengawasan pemotongan hewan," kata Kukuh Saptoyudo.
Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan dan pengawasan kesehatan hewan kurban melibatkan Fakultas Peternakan Universitas Papua dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari.
Apabila ditemukan hewan kurban mengalami gangguan kesehatan (cacing hati), maka petugas segera mengeluarkan rekomendasi pembatalan pemotongan hewan tersebut.
"Kami juga waspadai masyarakat yang nakal. Kalau ada yang tidak layak dipotong, langsung dikubur. Itu yang kami tekankan ke petugas," jelas Saptoyudo.
Ia memastikan bahwa Manokwari masih dinyatakan zona hijau atau bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga pemerintah daerah tidak membuka ruang pengiriman hewan dari luar daerah.
Kendati demikian, pemerintah daerah tetap melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kesehatan seluruh hewan kurban secara maksimal.
"Petugas yang disiapkan itu termasuk dokter hewan, dan sebelum turun ke lapangan terlebih dahulu mereka mengikuti pembekalan," tutur Saptoyudo.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Manokwari Kukuh Saptoyudo di Manokwari, Kamis, mengatakan ratusan petugas tersebut akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan hewan kurban satu hari sebelum disembelih.
Selain itu, petugas juga melakukan pengawasan aktivitas pemotongan hewan yang tersebar pada 90 lokasi pemotongan hewan seperti masjid, mushala dan lembaga pemerintahan.
"Kami sudah siapkan petugas yang melakukan pemeriksaan dan pengawasan pemotongan hewan," kata Kukuh Saptoyudo.
Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan dan pengawasan kesehatan hewan kurban melibatkan Fakultas Peternakan Universitas Papua dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari.
Apabila ditemukan hewan kurban mengalami gangguan kesehatan (cacing hati), maka petugas segera mengeluarkan rekomendasi pembatalan pemotongan hewan tersebut.
"Kami juga waspadai masyarakat yang nakal. Kalau ada yang tidak layak dipotong, langsung dikubur. Itu yang kami tekankan ke petugas," jelas Saptoyudo.
Ia memastikan bahwa Manokwari masih dinyatakan zona hijau atau bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga pemerintah daerah tidak membuka ruang pengiriman hewan dari luar daerah.
Kendati demikian, pemerintah daerah tetap melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kesehatan seluruh hewan kurban secara maksimal.
"Petugas yang disiapkan itu termasuk dokter hewan, dan sebelum turun ke lapangan terlebih dahulu mereka mengikuti pembekalan," tutur Saptoyudo.
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023