Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor dikukuhkan sebagai 'Upu Nunu' atau anak adat orang Maluku oleh Ikatan Kelurga Maluku (IKEMAL) Kabupaten Teluk Wondama.
Pengukuhan Upu Nunu dilakukan pada saat berlangsung peringatan HUT ke-206 Pahlawan Nasional Pattimura di Taman Masasoya Topai Wasior, Senin (15/5), ditandai dengan pemasangan lenso adat di kepala Hendrik Mambor oleh H Abudin Ohoimas.
Peringatan Hari Pattimura, Pahlawan Nasional dari Maluku berlangsung meriah dengan beragam atraksi yang ditampilkan warga Maluku di Kabupaten Teluk Wondama.
Perayaan diawali dengan prosesi penyalaan obor Pattimura di situs Batu Peradaban di Miei pada pukul 05.00 WIT yang kemudian dibawa dengan berlari menuju ke Taman Masasoya Topai, Wasior.
"Semangat Pattimura dilambangkan dengan obor yang diarak sejak subuh. Ini menandakan semangat perjuangan orang Maluku yang selalu berkobar di seluruh tanah air Indonesia," kata Ohoimas.
Dalam kesempatan itu Abudin Ohoimas mengajak warga asal Maluku di Wondama untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah setempat.
"Saya mengharapkan warga Maluku yang berprofesi sebagai guru, jadilah guru yang profesional. Sebagai tenaga medis, layanilah (pasien) dengan senyuman. Bagi yang melayani umat, jadilah penyelamat bagi umatnya. Yang jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang bijaksana dan amanah," kata Ohoimas.
Ohoimas yang kini menjadi Ketua MUI Teluk Wondama memaparkan jejak keberadaan orang Maluku di bumi Wondama atau yang dahulu dikenal dengan sebutan Wandamen semenjak ratusan tahun silam.
Ketika itu, orang Maluku diutus ke Wondama sebagai penginjil, juga sebagai pengajar atau guru.
Para pendahulu orang Maluku itu antara lain Yohanes Patiruhu, Albertina Latuheru yang melakukan pelayanan di Kaibi hingga Wasior, juga Herman Patiruhu yang berkarya di Pulau Roswar. Mereka berkarya hingga tutup usia dan jasadnya dimakamkan di Wondama.
"Inilah sejarah bahwa orang Maluku sudah ada di Wondama sejak kurang lebih 118 tahun yang lalu," ucap Ohoimas.
Dia mengatakan, para tokoh Maluku di masa lalu itu datang dengan mengusung dua misi utama yakni pendidikan dan agama.
Maka dari itu orang Maluku di Wondama harus mampu menjadi simbol dari ilmu dan agama dengan menampilkan perilaku dan cara hidup yang baik di tengah masyarakat.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor mengajak warga Maluku untuk terus meneladani kepahlawanan Kapitan Pattimura dan melanjutkan semangat tak pantang menyerah dari Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy.
"Sehingga walaupun sudah 206 tahun tapi semangat Pattimura masih terus berkobar dalam diri penerus dan generasi saat ini," kata Mambor.
Perayaan Hari Pattimura juga diisi dengan pelantikan Badan Pengurus IKEMAL Teluk Wondama periode 2023-2028 dengan ketua Yus Alfons.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sesepuh Maluku ajak warganya ikut berperan aktif di Wondama
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023
Pengukuhan Upu Nunu dilakukan pada saat berlangsung peringatan HUT ke-206 Pahlawan Nasional Pattimura di Taman Masasoya Topai Wasior, Senin (15/5), ditandai dengan pemasangan lenso adat di kepala Hendrik Mambor oleh H Abudin Ohoimas.
Peringatan Hari Pattimura, Pahlawan Nasional dari Maluku berlangsung meriah dengan beragam atraksi yang ditampilkan warga Maluku di Kabupaten Teluk Wondama.
Perayaan diawali dengan prosesi penyalaan obor Pattimura di situs Batu Peradaban di Miei pada pukul 05.00 WIT yang kemudian dibawa dengan berlari menuju ke Taman Masasoya Topai, Wasior.
"Semangat Pattimura dilambangkan dengan obor yang diarak sejak subuh. Ini menandakan semangat perjuangan orang Maluku yang selalu berkobar di seluruh tanah air Indonesia," kata Ohoimas.
Dalam kesempatan itu Abudin Ohoimas mengajak warga asal Maluku di Wondama untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah setempat.
"Saya mengharapkan warga Maluku yang berprofesi sebagai guru, jadilah guru yang profesional. Sebagai tenaga medis, layanilah (pasien) dengan senyuman. Bagi yang melayani umat, jadilah penyelamat bagi umatnya. Yang jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang bijaksana dan amanah," kata Ohoimas.
Ohoimas yang kini menjadi Ketua MUI Teluk Wondama memaparkan jejak keberadaan orang Maluku di bumi Wondama atau yang dahulu dikenal dengan sebutan Wandamen semenjak ratusan tahun silam.
Ketika itu, orang Maluku diutus ke Wondama sebagai penginjil, juga sebagai pengajar atau guru.
Para pendahulu orang Maluku itu antara lain Yohanes Patiruhu, Albertina Latuheru yang melakukan pelayanan di Kaibi hingga Wasior, juga Herman Patiruhu yang berkarya di Pulau Roswar. Mereka berkarya hingga tutup usia dan jasadnya dimakamkan di Wondama.
"Inilah sejarah bahwa orang Maluku sudah ada di Wondama sejak kurang lebih 118 tahun yang lalu," ucap Ohoimas.
Dia mengatakan, para tokoh Maluku di masa lalu itu datang dengan mengusung dua misi utama yakni pendidikan dan agama.
Maka dari itu orang Maluku di Wondama harus mampu menjadi simbol dari ilmu dan agama dengan menampilkan perilaku dan cara hidup yang baik di tengah masyarakat.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor mengajak warga Maluku untuk terus meneladani kepahlawanan Kapitan Pattimura dan melanjutkan semangat tak pantang menyerah dari Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy.
"Sehingga walaupun sudah 206 tahun tapi semangat Pattimura masih terus berkobar dalam diri penerus dan generasi saat ini," kata Mambor.
Perayaan Hari Pattimura juga diisi dengan pelantikan Badan Pengurus IKEMAL Teluk Wondama periode 2023-2028 dengan ketua Yus Alfons.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sesepuh Maluku ajak warganya ikut berperan aktif di Wondama
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023