Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dalam menekan angka stunting (gagal tumbuh).
 
Teluk Wondama menjadi kabupaten dengan tingkat penurunan prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Papua Barat yakni dari 31 persen pada 2021 menjadi 26,1 persen pada 2022.
 
“Wondama termasuk kabupaten yang luar biasa karena berhasil menekan kasus stunting dari 31 persen turun menjadi 26,1 persen angka prevalensi stunting. Teluk Wondama termasuk yang terbesar bisa menurunkan itu," kata Paulus Waterpauw di Kampung Manopi, Distrik Wasior, Teluk Wondama, Kamis.
 
Meski demikian, Waterpauw mengingatkan agar strategi percepatan tetap dilakukan mengingat angka pravalensi stunting di Wondama masih jauh dari target yang diharapkan Presiden Joko Widodo yaitu 14 persen pada 2024.
 
Langkah tersebut harus dilakukan oleh seluruh kabupaten di Papua Barat, hal ini dikarenakan Papua Barat masuk dalam lima provinsi dengan prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem tertinggi di Indonesia.
 
“Beberapa kabupaten, angkanya naik, sehingga secara nasional angka stunting dan kemiskinan ekstrem Papua Barat masih merah," ucap mantan Kapolda Papua dan Papua Barat itu.
 
Menurut Waterpauw, percepatan penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan peran aktif semua pihak.
 
Saat ini, dirinya telah mendorong seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkup pemerintah provinsi untuk menjadi orang tua asuh bagi anak penderita stunting.
 
Hal ini bermaksud agar semua anak penderita stunting mendapatkan perhatian khusus terutama dari aspek kesehatan maupun asupan gizi sehingga tumbuhkembangnya menjadi lebih baik.
 
"Saya telah menjadi orang tua asuh bagi anak-anak stunting di beberapa kabupaten di Papua Barat ini," ujar Paulus Waterpauw.
 
Gubernur berharap metode orang tua asuh dapat diadopsi oleh pimpinan organisasi perangkat daerah dan pejabat pemerintahan lainnya baik provinsi maupun kabupaten.
 
Untuk di Teluk Wondama, Gubernur akan menjadi orang tua asuh bagi lima anak yang menderita gagal tumbuh.
 
"Saya jadi bapak asuh bagi anak-anak stunting di sini (Teluk Wondama). Jadi saya harap semua kepala dinas juga jadi bapak asuh," kata purnawirawan polisi tiga bintang itu.
 
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor menyatakan pemerintah kabupaten siap menerapkan pola orang tua asuh bagi anak penderita stunting seperti yang disarankan oleh penjabat gubernur.
 
Selain dirinya, Wakil Bupati bersama seluruh pimpinan OPD di Kabupaten Teluk Wondama akan turut mengambil bagian menjadi orang tua asuh.
 
Pemerintah daerah telah melakukan pendataan secara detail terhadap anak penderita stunting yang nantinya dijadikan sebagai anak asuh.
 
“Kami sudah mendata anak-anak stunting di setiap kampung by name by address. Nantinya semua kita, saya bersama wakil bupati dan seluruh pimpinan OPD menjadi orang tua asuh," kata Hendrik Mambor.
 

Pewarta: Zack Tonu Bala

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2023