Potensi perikanan di perairan Biak, Papua, sangat beragam. Berbagai jenis ikan di Teluk Cendrawasih ini menjadi sumber pendapatan ekonomi baru bagi daerah dan nelayan di wilayah paling timur Indonesia.

Perairan Teluk Cendrawasih yang berada di kawasan pengelolaan perikanan wilayah perairan perikanan (WPP 717). Perairan ini berada di kawasan Samudra Pasifik.

Wilayah perairan ini meliputi kawasan Maluku Utara, Halmahera Utara, dan Halmahera Timur serta wilayah Samudra Pasifik meliputi kawasan Provinsi Papua, dan Papua Barat, Biak Numfor, Sarmi, Nabire, Raja Ampat dan Sorong.

Pesisir utara Papua merupakan zona penangkapan berbagai jenis ikan pelagis dan ikan tuna. Saat ini potensi ikan tuna telah menyumbangkan sekitar lima persen dari total produksi perikanan di Provinsi Papua setiap tahunnya.

Jumlah tersebut masih relatif kecil dibandingkan potensi kekayaan sumber daya perikanan yang dimiliki Provinsi Papua. Provinsi Papua memiliki luas sekitar 312.224,37 km2. Sedangkan garis pantai sepanjang 1.170 mil laut,  dan luas perairan teritorial mencapai 45.510 km2 yang di dalamnya mengandung berbagai jenis ikan.

Sementara itu, perairan Biak, Papua, yang masuk dalam Wilayah Penangkapan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717 memiliki potensi ikan uuna Yellowfin yang memiliki prospek ekonomi untuk diekspor ke Jepang, Amerika Serikat dan China.

Potensi perikanan di perairan Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik ini sebesar 1.054.695 ton, sedangkan ikan yang boleh ditangkap di perairan ini sebesar 843.755 ton. Ikan yang banyak dimanfaatkan di perairan ini jenis ikan pelagis, lobster, rajungan dan cumi-cumi.

Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin saat melepas ekspor ikan tuna dari Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak mengakui, besarnya potensi hasil perikanan di Biak Numfor, sehingga sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan di Papua.

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menurut Wapres Ma'ruf Amin, senantiasa mendukung pengelolaan hasil kelautan perikanan dari pulau Biak untuk bisa diekspor ke berbagai negara tujuan seperti Jepang, China dan Amerika Serikat.

"Dengan besarnya potensi perikanan tuna yang dimiliki Biak diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan bagi masyarakat orang asli Papua," ucap Wapres Ma'ruf Amin.

Dengan dilakukan ekspor ikan tuna segar ke negara tujuan Jepang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan devisa untuk negara

Wakil Presiden Ma'ruf Amin ketika berkunjung ke Biak tidak hanya melepas ekspor ikan tuna jenis yellow fin  tapi juga menyalurkan bantuan 45 kapal motor bagi nelayan di kabupaten Biak Numfor, Papua.

"Dengan bantuan yang diberikan, meskipun belum memuaskan, belum semuanya, tapi dapat dipergunakan dengan baik untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan pendapatan daerah dan akhirnya pendapatan negara," kata Wapres Ma'ruf Amin di Pelabuhan Pelindo IV, kota Biak, kabupaten Biak Numfor di provinsi Papua, Jumat (2/12).

Pusat ekspor 

Kabupaten Biak Numfor dengan berbagai kekayaan sumber daya perikanan, kelautan serta memiliki bandara Internasional prospektif menjadi pusat ekspor di Tanah Papua.

Deputi Sekretariat Wakil Presiden Bidang Kebijakan Pemerintahan Velix V.Wanggai mengakui, untuk percepatan pembangunan Papua pada sektor perikanan kelautan dan pariwisata, maka Biak disiapkan menjadi penghubung internasional.

Salah satu pertimbangan Biak disiapkan menjadi penghubung internasional karena memiliki fasilitas bandara Frans Kaisiepo berstandar Internasional. "Ada banyak keunggulan dimiliki Biak dibanding daerah lain seperti potensial sektor perikanan dan kelautan serta daerahnya berada di bibir kepulauan Pasifik," kata Velix Wanggai.

Untuk menjadikan Biak sebagai lumbung ikan nasional sangat sejalan dengan potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Biak Numfor. Untuk sektor pariwisata, Kabupaten Biak Numfor akan menyelenggarakan Sail Teluk Cenderawasih pada 2023.

Kabupaten Biak Numfor sebagai pelaksana Sail Teluk Cenderawasih di tahun 2023 harus tampil lebih baik dibanding kegiatan sail lainnya di berbagai daerah Indonesia.

"Sail Teluk Cenderawasih 2023 tidak hanya seremonial saja, tetapi harus dibuatkan juga program lain sebagai penunjang, seperti ekspor ikan sehingga dapat menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari Jepang dan Amerika ke Indonesia," kata Velix Wanggai.

Jika Biak menjadi penghubung internasional maka akan banyak dampak positifnya yang  dinikmati masyarakat asli Papua.

Pemerintah pusat lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat mendukung Biak sebagai penghubung atau hub internasional karena menjadi tempat untuk ekspor perikanan. Apalagi, nelayan orang asli Papua berdomisili di wilayah kepulauan hingga bermukim di pelosok kampung.

Lumbung ikan

Bupati Biak Herry Ario Naap mengatakan bahwa  Pemkab Biak Numfor sudah menyampaikan program kerja tahun 2023 untuk menjadikan Biak sebagai lumbung ikan nasional.

Menjadikan Biak sebagai lumbung ikan nasional, sangat wajar karena didukung potensi perikanan. "Pemkab Biak Numfor minta dukungan pemerintah pusat untuk menjadikan Biak sebagai lumbung ikan nasional," kata Bupati Herry Naap.

Potensi perikanan di area 717, menurut Bupati Herry Naap, sangat menjanjikan secara ekonomis karena besarnya potensi perikanan setempat.

Pemkab Biak Numfor sangat membutuhkan dukungan pemerintah pusat dan Kementerian Kelautan Perikanan dalam mewujudkan Biak sebagai lumbung ikan nasional di wilayah timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jika Biak menjadi lumbung ikan nasional maka hasilnya pun bisa dinikmati banyak orang dari nelayan hingga ke berbagai pelosok sudut kampung.

Prospek ke depan, lumbung ikan nasional akan mendatangkan pendapatan devisa bagi Indonesia sehingga patut menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
 

Pewarta: Muhsidin

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022