Waisai,  (Antaranews Papua Barat) - Flora dan Fauna Internasional (FFI) Indonesia Programme menggelar pelatihan pemandu ekowisata minat khusus terestrial bagi masyarakat Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Pelatihan pemandu ekowisata yang berlangsung di gedung TIC Waisai, Senin, diikuti sebanyak 56 peserta dari empat pulau besar Raja Ampat yakni, Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool serta Kabupaten Sorong.

Pelatihan yang bertujuan guna peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mendorong pengembangan potensi wisata terestrial di Raja Ampat, secara resmi dibuka oleh Sekertaris Dinas Pariwisata Engelbert Wader.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan Sekertaris Dinas Pariwisata Engelbert Wader memberikan apresiasi terhadap pelatihan pemandu ekowisata minat khusus terestrial yang digelar FFI.

Dia mengatakan, kegiatan pelatihan pemandu ekowisata tersebut sangat membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber daya manusia pariwisata Raja Ampat.

Ia berharap masyarakat yang mengikuti kegiatan pelatihan pemandu wisata tersebut dengan serius dapat sehingga dapat mengelola potensi wisata terestrial kampung masing-masing.

Ketua Panitia Pelatihan Pemandu Ekowisata Minat Khusus Terestrial FFI, Sari Ramadhan yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan Kegiatan pelatihan tersebut merupakan kolaborasi antara FFI Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Balai Besar Konservasi SDA Papua Barat, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia Raja Ampat.

Kegiatan Pelatihan ini, kata dia, dilaksanakan selama tiga hari yakni 11-13 Februari 2019. Peserta akan mendapatkan materi tentang pasar-dasar ekowisata, kepemanduan interpreter, teknik identifikasi burung,  identifikasi reptil, amfibi, dasar fotografi, dan konservasi. 

Pemateri tentunya dari lembaga kolaborasi yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Balai Besar Konservasi SDA Papua Barat, dan Himpunan Pramuwisata Indonesia Raja Ampat.

Menurut dia, pelatihan ini peserta tidak hanya mendapatkan materi di dalam ruangan, tetapi juga melakukan praktikum langsung ke lapangan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilannya.

"Terutama memahami konservasi sehingga dapat menjaga alam terlebih khusus satwa yang dilindungi guna pengembangan ekowisata terestrial yang berkelanjutan," ujarnya.

Dikatakan, dalam pelatihan ini panitia mencoba menularkan semangat untuk mengurangi produksi sampah plastik dengan meminimalkan penggunaan barang sekali pakai. Panitia membagiakan botol minum yang dapat dipakai berulang, selain digunakan selama kegiatan berlangsung harapannya botol tersebut dapat digunakan para pemandu saat membawa tamu.

 “Kami juga menyediakan makan siang dengan menggunakan kotak makan yang dapat dipakai berulang, untuk meminimalisir produksi sampah setelah pelatihan, sebab masalah sampah di Raja Ampat adalah tanggung jawab semua pihak termasuk FFI, tambah dia.(*)

Pewarta: Ernes Broning Kakisina

Editor : Ernes Broning Kakisina


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2019