Pemerintah Provinsi Papua Barat membuka peluang seluas-luasnya bagi kalangan pengusaha dalam dan luar negeri untuk melakukan investasi di wilayah itu guna mendorong pertumbuhan dan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Papua Barat Zefnat Basna di Manokwari, Selasa, mengatakan pada 2019 dan 2020 target pendapatan dari sektor investasi tidak bisa terealisasi lantaran adanya pandemi COVID-19.

"Tahun 2019 pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor investasi di Papua Barat hanya terealisasi 39 persen dari target sebesar Rp6,064 triliun. Sedangkan di tahun 2020 hanya terealisasi 23,4 persen dari target sebesar Rp3,4 triliun. Dengan kondisi ekonomi yang semakin membaik sekarang ini, diharapkan kejadian seperti dua tahun lalu itu tidak terulang kembali," kata Basna.

Belajar dari pengalaman itu, katanya, Pemprov Papua Barat kini terus membuka peluang investasi bagi para investor dalam dan luar negeri untuk bisa mengelola berbagai potensi sumber daya alam yang ada di Papua Barat guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang akan berdampak pada penerimaan daerah maupun penerimaan negara.

Pemerintah daerah, katanya, memberikan jaminan keamanan investasi, mempermudah proses perizinan dan lainnya.

"Sekarang ini dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja maka banyak sekali kemudahan untuk perizinan," jelas Basna.

Dari 13 kabupaten/kota se Papua Barat, katanya, realisasi investasi terbesar terjadi di Kabupaten Sorong, berikutnya Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat.

"Daerah-daerah ini bisa menjadi contoh bagi kabupaten lain agar menerima investor yang akan datang berinvestasi, jangan kemudian diusir jika ada investor datang karena banyak dampak positif yang akan didapat," harapnya.

Kehadiran investor di Papua Barat, jelas Basna, berdampak pada semakin terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan penerimaan pajak daerah dan yang paling utama yaitu menumbuhkan dan menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. 

Berdasarkan data DPM-PTSP Papua Barat, realisasi investasi di Papua Barat sempat mengalami peningkatan signifikan pada 2016 saat pembangunan pabrik semen PT Conch di kawasan Maruni yang banyak merekrut karyawan, termasuk warga lokal.

Namun iklim investasi di Papua Barat mengalami hambatan saat pandemi COVID-19 lantaran investor tidak bisa masuk karena adanya pembatasan di setiap wilayah.

"Kita harapkan tahun ini terjadi peningkatan investasi di Papua Barat karena sudah memasuki pemulihan pascapandemi COVID-19, apalagi sekarang ini sudah tidak ada lagi pembatasan wilayah," ujar Basna.

Tahun ini DPM-PTSP Papua Barat diberikan target meraup pendapatan sebesar Rp2,74 triliun dari penyerapan investasi dan penerbitan perizinan terpadu.

Pewarta: Tri Adi Santoso

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022