Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Papua Barat menganjurkan pemberian tablet dan puyer (obat berbentuk bubuk) untuk anak yang mengalami sakit sembari menunggu hasil kajian Kementerian Kesehatan dan Balai Pengawas Obat dan Makanan atas obat berbentuk sirup.
 
Ketua IDAI Papua Barat, dr Rio Widiharso SpA di Manokwari, Kamis malam, menerangkan obat tablet dan puyer merupakan alternatif tetapi dengan catatan perlu dikonsultasikan dengan dokter anak maupun konsultan tertentu.
 
"Karena kita masih menunggu hasil kajian sehingga untuk anak dianjurkan untuk menghindari pemberian obat sirup apapun jenisnya sampai hasil kajian tetapnya keluar," ungkap dia.
 
Rio mengatakan belum mengetahui apakah obat sirup benar-benar menjadi penyebab penyakit ginjal akut yang dialami anak-anak. Di Papua Barat, dia menyebut hal itu juga belum diterima laporan kasusnya.
 
Masyarakat dimintanya untuk tidak membeli obat sendiri dan disarankan untuk langsung berobat ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit maupun praktik dokter swasta.
 
Rio mengimbau agar orang tua harus segera mendatangi fasilitas kesehatan jika anak mengalami gejala-gejala tertentu setelah mengalami demam, batuk, pilek, diare selama dua Minggu hingga terjadi penurunan buang air.
 
Kata dia, jika masyarakat masih memiliki obat sirup untuk anak, agar penggunaannya dihentikan.
 
Mengenai obat tablet dan puyer untuk anak, Rio mengakui hampir semua jenis obat memilikinya dalam artian, jarang ada obat untuk anak yang hanya tersedia dalam bentuk sirup sehingga masyarakat dinilainya tidak akan kesulitan untuk mencari alternatif atau pilihan selain obat sirup.
 
"Yang pasti penggunaannya baik tablet maupun puyer itu harus dikonsultasikan dulu juga dengan dokter, jadi jangan asal dibeli," jelas dia.
 
Jumlah dokter anak yang tergabung di IDAI Papua Barat, kata Rio mencapai 22 orang. Setidaknya ada tiga kabupaten yang belum memiliki keanggotaan di IDAI Papua Barat yakni dari Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Pegunungan Arfak.

Pewarta: Rachmat Julaini

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022