Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 82,03 persen dari 1.987 kampung atau desa di wilayah Provinsi Papua Barat masuk dalam kategori kampung tertinggal.

Dari hasil pendataan yang dilaksanakan BPS Papua Barat tahun 2018 hanya 0,16  persen yang masuk dalam kategori kampung Mandiri dan 17,81 persen kampung berkembang.

"1.552 kampung dikategorikan tertinggal, itu cukup dominasi 82,03 persen, kampung berkembang ada 337 dan kampung mandiri hanya tiga," kata Kepala BPS  Papua Barat Endang Retno Sri Subiyandini di Manokwari, Selasa.

Sesuai data, kata Endang, Papua Barat jauh tertinggal dari provinsi lain di wilayah Jawa, Maluku, Sumatera, dan Sulawesi. Meskipun demikian, pihaknya bersyukur, di daerah ini tidak ada kampung atau desa fiktif.

Ia juga menyebutkan, secara umum jumlah desa tertinggal di Papua Barat mengalami pengurungan dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Dari 1.289 kampung ditahun 2014 berkurang menjadi 1.196 pada tahun 2018. 93 mengalami peningkatan status dari desa tertinggal menjadi desa berkembang dan dua desa berkembang menjadi desa mandiri.

Endang Retno menjelaskan, pendataan potensi desa dilaksanakan tiga kali dalam 10 tahun. Indeks Pembangunan Desa (IPD) disusun berdasarkan lima dimensi, pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi, pelayanan umum dan dimensi penyelenggaraan pemerintahan.
                
Dimensi penyelenggaraan pemerintahan desa mengalami kenaikan tertinggi yakni 7,47 persen dibanding tahun 2014. Sedangkan dimensi yang mengalami kenaikan paling kecil adalah kondisi infrastruktur 1,27 persen, dari 22,19 tahun 2014 menjadi 23,44 persen pada 2018.
                
Dmensi pelayanan dasar, katanya, mengalami penurunan sebanyak 3,24 persen dari 2014. Dimensi ini meliputi ketersediaan dan akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan.

"Ini terjadi karena faktor pemekaran wilayah, dimana ada fasilitas pendidikan dan kesehatan yang letaknya bukan lagi di kampung induk, melainkan bergabung dengan kampung pemekarannya," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018