Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat melaporkan sebanyak 78 rumah warga di Kampung Windesi, Distrik Windesi terdampak banjir akibat meluapnya Kali Masasopi, Kali Waryowi dan Kali Ranggup pada Sabtu (6/8) dini hari.

Sekretaris BPBD Teluk Wondama Frederik Payung di Wasior, Senin, mengatakan selain menggenangi rumah warga, banjir tersebut juga mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas umum, antara lain Kantor dan Rumah Jabatan Kapolsek Windesi, rumah genset PLTD, pagar Bank Papua Cabang Windesi serta beberapa rumah paramedis. 

Beberapa infrastruktur seperti jalan utama di ibukota Distrik Windesi, talud jembatan Masasopi termasuk jaringan air bersih di Kampung Windesi juga ikut mengalami kerusakan. 

"Untuk korban meninggal tidak ada tapi ada satu orang luka ringan. Sempat ada yang mengungsi ke kerabat mereka tapi begitu air surut mereka sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Payung.

Pascabanjir tersebut, BPBD bersama Dinas Sosial Teluk Wondama meninjau ke Kampung Windesi sekaligus memberikan bantuan awal berupa bahan makanan. 
Tim BPBD dan Dinas Sosial Teluk Wondama meninjau sejumlah sungai/kali yang meluap hingga memicu banjir menggenangi 78 rumah warga di Kampung Windesi pada Sabtu (6/8) dini hari. (ANTARA/HO-BPBD Teluk Wondama)


Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung mulai 8 sampai 22 Agustus 2022.

"Dinas Sosial sudah bagikan sembako. Bantuan berikutnya kami lagi usulkan ke BNPB melalui Deputi Penanganan Kedaruratan. Mengenai kebutuhan rumah tangga berupa alat dapur, alat tidur, sembako juga kita usulkan," ujar Payung.

Adapun untuk kebutuhan air bersih warga, BPBD Wondama menyiapkan profil tank untuk menampung air lalu disalurkan ke pemukiman warga terdampak.

Banjir di Windesi pada Sabtu lalu itu merupakan kejadian ketiga dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Banjir sebelumnya terjadi pada Maret dan Mei lalu. 

Penyebabnya masih sama yakni sungai/kali meluap akibat curah hujan tinggi.

Tanggul kali untuk penahan banjir sebenarnya telah dibangun namun belum semuanya tersambung sehingga banyak titik yang belum terlindungi.

Sementara ada bagian tanggul lama yang juga mengalami patah akibat tergerus banjir.

"Sementara ini kami lakukan pengerukan aliran kali dan ditanggul daruat dengan material. Untuk pembuatan tanggul permanen kami mengusulkan ke pusat karena kalau mengharapkan APBD tidak akan mampu. Sementara ini kami masih menunggu alat berat," jelas Payung. 

Kepala Distrik Windesi Moses Windesi dihubungi melalui sambungan telefon mengatakan warga terdampak berharap Pemkab Teluk Wondama secepatnya melakukan normalisasi aliran tiga sungai/kali yang selama ini menjadi penyebab banjir. 

"Banjir ini sudah berulang kali, jadi masyarakat minta supaya tiga kali itu dilakukan normalisasi dan dipasang talud (tanggul) dari atas sampai di pantai. Kalau tidak demikian, saat turun hujan maka pasti banjir datang lagi," ujar Moses.

 

Pewarta: Zack Tonu B

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022