Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat mengingatkan jajaran Pemerintah Kabupaten dan Kota (Pemkab-Pemkot) di wilayah itu agar mengantisipasi kondisi cuaca ekstrim selama periode Juli hingga Agustus.

Kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Rabu, mengatakan sejumlah wilayah rawan bencana banjir agar melakukan langkah-langkah pencegahan dan meningkatkan kesiapsiagaan.

"Kondisi cuaca di Papua Barat dari Juni sampai Agustus statusnya ekstrim sehingga rawan terjadi bencana banjir," kata Ampnir.

Beberapa waktu lalu BPBD Papua Barat menggelar rapat kerja dengan jajaran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manokwari.

Rapat kerja bersama itu menyimpulkan bahwa kondisi cuaca ekstrim yang terjadi selama periode Juni hingga Agustus harus benar-benar diantisipasi karena curah hujan yang tinggi biasanya memicu banjir di sejumlah lokasi permukiman warga.

Beberapa kabupaten di Papua Barat yang memiliki risiko tinggi bencana banjir seperti Kabupaten Manokwari, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Kota Sorong, dan Kabupaten Sorong.  

BPBD Papua Barat, kata Derek Ampnir, memperkuat pencegahan dan kesiapsiagaan oleh warga yang berada di daerah rawan banjir.

Kepada masyarakat, juga diminta terus memantau informasi peringatan dini soal kondisi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG di wilayahnya masing-masing. 

"Otoritas peringatan dini dikeluarkan oleh BMKG, informasi tersebut yang digunakan untuk langkah selanjutnya yakni kesiapsiagaan," jelansya.

Dalam dua bulan terakhir BPBD Papua Barat mencatat tiga wilayah terjadi banjir bandang yakni Distrik Wasior di Kabupaten Teluk wondama, Distrik Tembuni di Kabupaten Teluk Bintuni, dan Distrik Masni di Kabupaten Manokwari.

Pewarta: Tri Adi Santoso

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2022