Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Sebanyak 100 kali gempa berskala kecil terjadi di wilayah Provinsi Papua Barat sejak Januari hingga Oktober 2018.

"Justru ini bagus, karena lempeng bergerak secara rutin. Dari pada ketika saatnya lempeng harus bergerak tapi tidak bergerak, itu akan menyimpan energi cukup besar dan suatu saat dapat mengeluarkan guncangan gempa dahsyat," kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manokwari, Denny Puttiray, Rabu.

Ia menyebutkan, gempa yang terjadi sejak Januari seluruhnya berkekuatan dibawah 5 skala richter dan tidak berpotensi tsunami. Gempa terakhir terjadi di wilayah Sorong pada 29 Oktober lalu.

Pusat gempa dari 100 kasus sepanjang Januari hingga Oktober ini berfariasi. Di wilayah Teluk Bintuni, pusat gempa rata-rata terletak di darat, Tambrauw, Fakfak dan Kaimana sebagian berada di darat sebagian lainya di laut.

"Ini semua merupakan gempa dangkal tapi kekuatannya kecil. Sehingga meskipun terjadi di laut namun tidak berpotensi stunami," ujarnya.

Puttiray menjelaskan, sesuai teori tsunami dapat terjadi ketika kekuatan gempa mencapai 7 SR keatas dan pada kedalaman dibawah 50 kilo meter. Dari Januari hingga saat ini gempa di Papua Barat berada di kisaran 2 hingga 5 SR.

Menurutnya, gempa bumi yang terjadi selama ini masih dalam kategori aman, meskipun demikian, ia menyarankan masyarakat tetap waspada mengingat potensi gempa di Papua Barat cukup tinggi.

"Kita tidak tahu kapan bencana terjadi, maka sebaiknya terus waspada. Mudah-mudahan yang kita khawatirkan tidak terjadi," katanya lagi.

Papua Barat masuk dalam daftar daerah paling rawan gempa bumi. Hasil penelitian ahli biologi wilayah tersebut merupakan titik pertemuan antara lempeng Asia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.

Upaya mitigasi dan penanganan bencana menjadi perhatian pemerintah daerah dan lembaga lainya. Dia antaranya Kodam XVIII/Kasuari.

Pada 7 hingga 24 November 2018, Kodam akan menggelar pelatihan akbar penanganan bencana. Kegiatan tersebut melibatkan 1.000 personil dari seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk PT Telkom Indonesia dan media.
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018