Manokwari,(Antaranews Papua Barat)-Presiden Joko Widodo diharapkan bisa menghadiri International Conference Bioversity Ecotourism and Creative Economy (ICBE)  yang akan digelar di Manokwari, Papua Barat, pada Oktober 2018.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua Barat Charlie Heatubun di Manokwari, Selasa, mengatakan, Konferensi Internasional Keanekaragaman Hayati ekopariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut akan dilaksanakan selama tiga hari sejak 7 hingga 10 Oktober 2018.

"Kami meminta bapak Presiden hadir untuk membuka kegiatan yang akan dihadiri tamu dari perwakilan sejumlah negara tersebut. Selain presiden, kami juga mengundang bapak Kapolri, Panglima TNI, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Menteri Kelautan juga Menteri Dalam Negeri," kata Charlie.

Ia mengungkapkan, Konferensi Internasional ini menargetkan kehadiran sebanyak 750 tamu asing dari sejumlah negara, seperti Norwegia, Inggris, serta beberapa negara lain.

Konferensi tersebut digelar untuk menawarkan konsep pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan baik di Provinsi Papua maupun Papua Barat. Sebagai tuan rumah dua provinsi ini akan memaparkan capaian pembangunan yang saat ini sudah dilaksanakan.

"Nanti juga akan ada sesi penandatangan nota kesepahaman kerjasama antara Papua dan Papua Barat dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Bapak presiden diharapkan juga membubuhkan tandatanganya," kata dia lagi.

Charlei menyebutkan, pada acara pembukaan konferensi juga akan ada sesi pemberian nama bagi satu spesies anggrek dan pinang yang baru ditemukan di tanah Papua. Anggrek dan pinang endemik Papua ini masing-masing akan diberi nama Iriana dan Jokowi.

"Untuk ibu Menteri KLH sudah memberikan konfirmasi, beliau siap hadir. Ibu Susi Pujiastuti, bapak Kapolri, Panglima, serta Mendagri kita masih menunggu konfirmasi," sebut Charlei lagi.

Selain presentasi konsep pembangunan, lanjutnya, kegiatan ini akan diisi dengan festival budaya serta lomba kuliner. Para tamu juga akan diajak untuk melakukan perjalanan studi pariwisata di Kabupaten Pegunungan Arfak.

"Tema besar kita ada keanekaragaman hayati, ekopariwisata dan ekonomi kreatif. Konsep yang kita tawarkan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan perlindungan terhadap potensi ini," kata dia.

Hasil dari konferensi ini akan dipaparkan pada pertemuan International Monetary Fund atau IMF-World Bank yang akan digelar di Nusa Dua Bali pada Oktober. Hal itu dilakukan untuk menggait dukungan internasional atas pembangunan di Papua dan Papua Barat.(*)

 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018