Sorong, 11/8 (Antara) -Peserta kegiatan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) dari Provinsi Sumatera Utara yang berkunjung di Kampung Yembuba Kabupaten Raja Ampat, Sabtu belajar menganyam tas tradisional Papua yang disebut noken.
Duta Provinsi Sumatera Utara program BUMN hadir untuk negeri tersebut sangat antusias mengikuti pelatihan ayam noken di Kampung Yenbuba yang diberikan oleh mama Lince Mambraku, Lin Sauyai dan Antomina Fakdawer.
Mama Lince Mambraku mengaku sangat senang melatih pelajar asal Sumatera Utara menganyam tas tradisional noken.
Dia mengatakan, melatih SMN Sumut anyam tas noken merupakan salah satu bentuk promosi kepada masyarakat Indonesia terutama Sumatera Utara tentang budaya Papua terlebih khusus Raja Ampat.
"Saya sangat bangga karena ada orang dari luar Papua yang mau belajar tentang budaya dan tradisi adat Papua terutama kehidupan masyarakat adat Raja Ampat menganyam noken," ujarnya.
Menurut dia, menganyam noken merupakan pekerjaan sehari-hari ibu rumah tangga Kampung Yenbuba guna dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
"Uang hasil jualan noken tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," tambah dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018
Duta Provinsi Sumatera Utara program BUMN hadir untuk negeri tersebut sangat antusias mengikuti pelatihan ayam noken di Kampung Yenbuba yang diberikan oleh mama Lince Mambraku, Lin Sauyai dan Antomina Fakdawer.
Mama Lince Mambraku mengaku sangat senang melatih pelajar asal Sumatera Utara menganyam tas tradisional noken.
Dia mengatakan, melatih SMN Sumut anyam tas noken merupakan salah satu bentuk promosi kepada masyarakat Indonesia terutama Sumatera Utara tentang budaya Papua terlebih khusus Raja Ampat.
"Saya sangat bangga karena ada orang dari luar Papua yang mau belajar tentang budaya dan tradisi adat Papua terutama kehidupan masyarakat adat Raja Ampat menganyam noken," ujarnya.
Menurut dia, menganyam noken merupakan pekerjaan sehari-hari ibu rumah tangga Kampung Yenbuba guna dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
"Uang hasil jualan noken tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," tambah dia. (*)
Editor : Ernes Broning Kakisina
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018