Waisai, (Antaranews Papua Barat)- Maleo Waigeo atau Aepypodius Bruijnii adalah burung endemik Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat yang terancam punah jika tidak dilindungi oleh masyarakat setempat.
Koordinator Keanegaragaman Hayati dan Pengembangan Masyarakat Fauna dan Flora Internasional Indonesia Program (FFI-IP) Raja Ampat Maurits Kafiar di Waisai, Selasa mengatakan, burung maleo waigeo masuk dalam daftar merah IUNC dengan status genting.
Maurist mengajak pemerintah daerah serta seluruh masyarakat yang mendiami Pulau Waigeo Raja Ampat agar melindungi burung maleo endemik tersebut dengan tidak melakukan aktivitas yang mengancam populasinya.
Menurut dia, pemerintah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat di Kabupaten Raja Ampat guna melindungi Maleo Waigeo agar dapat dinikmati oleh generasi dimasa yang akan datang.
"Jangan sampai dimasa yang akan datang burung endemik tersebut hanya meninggalkan cerita tetapi wujudnya tidak lagi terlihat dia alam Pulau Waigeo," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2016 populasi Maleo Waigeo hanya 980 individu dewasan yang sebagian besar ditemukan Waigeo Timur dan mengalami ancaman pemburuan, dimangsa hewan ternak seperti anjing dan kehilangan habitat.
Dikatakan, perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat setempat agar tidak melakukan aktivitas yang mengancam populasi Maleo Waigeo.
"Sebab burung endemik ini juga adalah potensi wisata alam Kabupaten Raja Ampat yang sangat disukai wisatawan asing pencinta burung,"ungkapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018
Koordinator Keanegaragaman Hayati dan Pengembangan Masyarakat Fauna dan Flora Internasional Indonesia Program (FFI-IP) Raja Ampat Maurits Kafiar di Waisai, Selasa mengatakan, burung maleo waigeo masuk dalam daftar merah IUNC dengan status genting.
Maurist mengajak pemerintah daerah serta seluruh masyarakat yang mendiami Pulau Waigeo Raja Ampat agar melindungi burung maleo endemik tersebut dengan tidak melakukan aktivitas yang mengancam populasinya.
Menurut dia, pemerintah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat di Kabupaten Raja Ampat guna melindungi Maleo Waigeo agar dapat dinikmati oleh generasi dimasa yang akan datang.
"Jangan sampai dimasa yang akan datang burung endemik tersebut hanya meninggalkan cerita tetapi wujudnya tidak lagi terlihat dia alam Pulau Waigeo," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei tahun 2016 populasi Maleo Waigeo hanya 980 individu dewasan yang sebagian besar ditemukan Waigeo Timur dan mengalami ancaman pemburuan, dimangsa hewan ternak seperti anjing dan kehilangan habitat.
Dikatakan, perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat setempat agar tidak melakukan aktivitas yang mengancam populasi Maleo Waigeo.
"Sebab burung endemik ini juga adalah potensi wisata alam Kabupaten Raja Ampat yang sangat disukai wisatawan asing pencinta burung,"ungkapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018