Manokwari (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua Barat mengungkapkan hilal atau bulan baru tidak terlihat di wilayah tersebut.
Pemantauan hilal atau Rukyatul Hilal Ramadhan 1446 H di Manokwari dilakukan Kanwil Kemenag Papua Barat, Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat, Pengadilan Agama Manokwari, Kepala Kanwil Kemenag Papua Barat, dan ormas islam di Distrik Masni, Manokwari, Jumat.
“Berdasarkan pemantauan kami, hilal atau bulan baru tidak dapat terlihat,” kata Kakanwil Kemenag Papua Barat Luksen Jems Mayor.
Ia mengatakan pemantauan rukyat untuk menentukan awal Ramadan di Pantai Masni sempat terhambat oleh kondisi cuaca yang berawan sehingga pengamatan hilal tidak dapat dilakukan secara optimal.
Hasil pemantauan pihaknya akan dilaporkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat yang di selenggarakan oleh Kementerian Agama RI di Jakarta.
Baca Juga: Kemenag Papua Barat bahas penyusunan empat desain layanan publik
Menurutnya, pemantauan hilal merupakan salah satu cara untuk menentukan awal Ramadhan. Meski ada perbedaan dengan ormas Islam seperti Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab hal itu bukan menjadi masalah.
“Perbedaan metode dalam penentuan awal Ramadan oleh beberapa ormas hendaknya tidak mengurangi semangat persatuan dalam menjalankan ibadah umat Islam,” tambahnya.
Sementara, Ketua Pengadilan Agama Manokwari Muhammad Syauki menjelaskan sudut elongasi hilal di Kabupaten Manokwari, masih mencapai 5,3 derajat dengan ketinggian 3 derajat.
Sedangkan berdasarkan kriteria Mabims yang digunakan oleh pemerintah Indonesia, ketinggian hilal harus mencapai minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Kedua kriteria ini harus terpenuhi secara kumulatif.
“Kondisi serupa juga terjadi hampir di seluruh wilayah Papua dan sebagian besar wilayah tengah hingga timur Indonesia, yang memiliki ketinggian dan sudut hilal yang hampir sama,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag Papua Barat: Bulan baru tak telihat