Wasior, (Antaranews Papua Barat)-Seluruh tokoh lintas agama dan unsur pimpinan daerah di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, bersatu untuk menangkal penyebaran paham radikal di daerah tersebut.

Pada Rapat gabungan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Teluk Wondama di Wasior, Selasa, mereka sepakat menolak segala bentuk paham radikalisme masuk di daerah ini.

Para tokoh itu juga mengutuk aksi bom bunuh diri di Surabaya pada 13 Mei. Mereka pun menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kepada para korban aksi teroris tersebut.

Mereka berkomitmen untuk tidak terprovokasi atas kejadian tersebut dan tetap menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di Wondama.

Selain itu Forkopimda dan tokoh lintas agama juga berkomitmen untuk tidak membagi atau menyebarkan informasi terkait aksi teroris baik berupa foto maupun video melalui media sosial. Serta mendukung aparat penegak hukum dalam menyelesaikan masalah-malasah yang terjadi di tengah masyarakat.

Pertemuan dipimpin Bupati Bernadus Imburi dan dihadiri Wakapolres Kompol Japari Artata, Danramil Wasior Mayor Inf Andri Risnawan, Wakil Ketua FKUB Pendeta Leo Rumansara dan Ketua Klasis GKI Wondama Pendeta Rosalie Wamafma.

Ikut hadir tokoh umat Islam H.Muslimin Ali, tokoh Katolik Silfanus Surung dan tokoh Hindu I Putu Agus Lisnu serta beberapa tokoh lainnya.

Di hadapan para tokoh agama, Bupati menekankan agar semua pihak berperan menciptakan kesejukan agar Wondama tetap aman dan damai. 

“Saya tekankan lagi agar tidak terprovokasi dengan teror bom di Surabaya. Kita bersaudara, kita tetap seperti ini, kita baku sayang, baku hormat, saling menghargai, “ ujar Imburi.(*)

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018