Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, tidak terburu-buru untuk menerapkan normal baru meskipun seluruh pasien positif COVID-19 di daerah tersebut telah sembuh.

Juru bicara Pemkab Teluk Bintuni, dr Wiendo Syahputra, Senin, mengutarakan bahwa untuk menerapkan tatanan baru pihaknya akan tetap mengacu pada kriteria yang ditentukan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) serta gugus tugas nasional percepatan penanganan COVID-19.

"Dari WHO ada enam kriteria yang harus terpenuhi dan gugus tugas nasional ada 15 kriteria. Kami akan mengacu pada kriteria tersebut," ucap dokter spesialis paru tersebut.

Menurut dia, saat ini gugus tugas bersama pemerintah daerah setempat sedang berproses untuk mematangkan persiapan menuju tatanan hidup baru saat pandemi.

"Memang benar, semua kasus positif di Teluk Bintuni sudah berhasil sembuh, tapi ada kriteria yang harus kita penuhi," ujarnya lagi.

Ia menjelaskan, dari sisi fasilitas kesehatan (Faskes) Teluk Bintuni sudah cukup siap. Faskes primer seperti puskesmas, rumah sakit rujukan, peralatan dan petugas medis serta sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan sudah tersedia.

Daerah penghasil minyak dan gas bumi itu pun sudah memiliki dua alat polymerase chain reaction (PCR) yang beroperasi di laboratorium rumah sakit. Dalam satu hari alat tersebut bisa memeriksa 90 hingga 120 sampel usap tenggorokan.

"Obat-obatan dan ruang isolasi di rumah sakit pun sudah cukup. Dari Faskes dan SDM kami sudah siap," katanya.

Gugus tugas, lanjut Wiendo saat ini sedang menyiapkan masyarakat dalam penerapan protokol, mengingat peran masyarakat cukup besar dalam penanganan COVID-19. Kegiatan pengendalian epidemiologi pun masih berlangsung.

"Kami terus melakukan antisipasi kemunculan kasus baru, baik transmisi lokal maupun kasus impor. Tanpa antisipasi yang baik ini bisa memicu gelombang kedua COVID-19 di Teluk Bintuni," sebut Jubir menambahkan.

Jumlah warga yang terkonfirmasi positif di Teluk Bintuni tercatat sebanyak 50 orang. Saat ini semua sudah sembuh dan dipulangkan ke rumah masing-masing.

Sudah 15 hari sejak 14 Juni 2020 tidak ada temuan kasus baru di daerah tersebut. Kendati demikian saat ini masih ada sebanyak 78 orang tanpa gejala (OTG), satu orang dalam pemantauan (ODP) serta tiga pasien dalam pengawasan (PDP).
 

Pewarta: Toyiban

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2020