Wasior, (Antaranews Papua Barat) -  Ujian Nasional tahun 2018 tingkat SMA/sederajat di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat masih tetap menggunakan model ujian pensil dan kertas (UNPK). 

Jaringan internet yang belum memadai menjadi penghambat utama sekolah belum bisa menggelar ujian berbasis komputer (UNBK).

SMA Negeri 01 Wondama, satu dari tiga SMA di Teluk Wondama sebenarnya telah mempersiapkan diri untuk bisa menyelenggarakan UNBK tahun ini. Namun kapasitas internet yang masih di bawah standar membuat ujian secara online batal dilakukan.

Kepala SMAN 01 Wondama, Wenan Imburi di sela-sela UN hari pertama, Senin mengungkapkan pihaknya berkeinginan bisa menyelenggarakan UNBK untuk pertama kali tahun ini.

Pihak sekolah telah melengkapi perangkat komputer, menyiapkan ruangan, mendatangkan tenaga IT untuk memasang instalasi jaringan komputer hingga melatih para siswa melakukan ujian dengan aplikasi komputer agar bisa melakukan UNBK tahun ini.

"Jadi saya pikir yang lain kami sudah siap hanya kendala di jaringan (internet) saja. Internet tidak kuat untuk melakukan ujian secara online," jelas Wenan.

Oleh karena itu dia berharap pemerintah daerah secepatnya merealisasikan pembangunan jaringan internet berkecepatan tinggi sehingga tahun depan keinginan melakukan UNBK bisa terwujud.

"Saya dengar informasi bulan Juni 3G sudah bisa apalagi katanya juga nanti ada 4G sudah jalan tahun depan saya yakini kita bisa UNBK,"ujarnya.

Di SMA Negeri Wondama peserta UN tahun ini sebanyak 188 siswa terdiri atas 100 perempuan dan 88 orang laki-laki yang dibagi dalam 10 ruangan. 

"Sebenarnya ada 191 orang tapi tiga mengundurkan diri jadi siswa 188. Tiga mengundurkan diri karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan sekolah,"ungkap Wenan lagi.

Secara keseluruhan UN tingkat SMA/sederajat di Kabupaten Teluk Wondama diikuti sebanyak 293 orang. Perinciannya 188 di SMA Negeri 01 Wondama, 86 di SMA YPK Aitumeiri Kaibi dan 19 di SMAN 02 Windesi.

Bupati Teluk Wondama Bernadus A. Imburi saat meninjau jalannya UN hari pertama di SMA Negeri 01 Wondama menyatakan Pemda tetap memberi perhatian kepada lembaga pendidikan menengah meskipun kewenangan pengelolaan sudah ditarik ke provinsi.

"Urusan ini sudah ditangani provinsi tetapi sekolah ada di daerah masing-masing dan anak-anak yang sekolah ini adalah rakyat Wondama jadi ada hal-hal yang harus kami bisa laksanakan ya kami harus lakukan,"kata Imburi. (*) 

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018