Wasior, (Antaranews Papua Barat) - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat belum bisa melaksanakan Ujiam Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
    
Daerah ini masih mengalami kendala masalah sarana komputer dan jaringan internet. Sebanyak 53 pelajar di daerah masih mengerjakan soal dengan pola lama yakni ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
  
Kabupaten tersebut baru memiliki dua SMK yakni SMK Tandia dan SMK Perikanan dan Kelautan Dotir. Maklum, peserta ujian di daerah ini relatif sedikit.
   
Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Dotir, Laila Jamaludin, Selasa mengungkapkan pelaksanaan UN hari pertama pada Selasa (3/4) di sekolahnya berlangsung lancar tanpa ada kendala. UN di sekolah tersebut diikuti enam siswanya.
    
"Kita ada enam orang, dari Jurusan Nautika Kapal Niaga tiga orang dan Jurusan Teknika Kapal Niaga tiga orang," kata Laila.

Meskipun peserta UN relatif sedikit, Laila menjamin prosesnya tetap berjalan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku. Tidak ada aksi main mata antara guru dengan peserta UN.

"Ada pengawas dari Provinsi (Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat). Tadi juga ada pejabat dari Provinsi yang datang meninjau," terang Laila.

Sementara di SMK Tandia, UN diikuti 47 siswa. Wakil Bupati Paulus Y. Indubri sempat meninjau langsung jalannya UN hari pertama di sekolah ini. Indubri mengaku kehadirannya untuk memastikan pelaksanaan UN berjalan lancar.
Peserta Ujian Nasional di SMK Perikanan dan Kelautan Kabupaten Teluk Wondama hanya ada enam orang (Foto/Antaranews Papua Barat/Zack T Bala)

Kendati kewenangan pengelolaan SMK dan SMA sudah ditarik ke tingkat Provinsi, namun menurut Indubri Pemkab Teluk Wondama tetap berkewajiban menopang semua satuan pendidikan yang ada.

"Kita harapkan ke depan ada kebijakan untuk Pemda Kabupatem dalam menopang pendidikan menengah ini karena yang diajar di sini adalah anak-anak Wondama, guru-gurunya pun rakyat Wondama jadi Pemda harus tetap berkontribusi untuk mendukung," ujarnya (*) 

Pewarta: Zack T Bala

Editor : Key Tokan A


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Barat 2018